Proyek
Green Guarantee Company

Green Guarantee Company

74,6 juta
Ton CO2 yang Dihindari
36,9 juta
Penerima Manfaat
40,5 juta
Pendanaan GCF
322,5 juta
Dana Padanan
Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi

Green Guarantee Company

di 8 negara, termasuk Indonesia

Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi
Tentang proyek
Dimulai
20 Oktober 2022
Entitas Terakreditasi
MUFG Bank, Ltd.

Green Guarantee Company (GGC) adalah institusi global pertama yang didedikasikan untuk menyediakan jaminan bagi obligasi iklim dengan dampak adaptasi dan mitigasi yang signifikan. GGC akan menciptakan ekosistem terkait obligasi iklim untuk negara berkembang dengan menghubungkan penerbit lokal dengan investor internasional dan membangun kelompok kerja di negara tempat ia beroperasi. GCF akan menjadi pemilik saham pertama melalui penyediaan modal tahap awal untuk memberikan insentif terhadap partisipasi dari investor swasta dan institusi komersial.

Supportive Innovative Mechanisms for Industrial Energy Efficiency Financing in Indonesia with Lessons for Replication in other ASEAN Member States

Supportive Innovative Mechanisms for Industrial Energy Efficiency Financing in Indonesia with Lessons for Replication in other ASEAN Member States

3,1 juta
Ton CO2 yang dihindari
105 juta
Pendanaan GCF
142,7 juta
Dana Padanan
Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung

Supportive Innovative Mechanisms for Industrial Energy Efficiency Financing in Indonesia with Lessons for Replication in other ASEAN Member States

Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung
Tentang proyek
Dimulai
20 Oktober 2022
Entitas Terakreditasi
Korea Development Bank

Indonesia membutuhkan aksi darurat untuk mengatasi emisinya yang semakin meningkat, terutama dalam sektor energi industrial yang berkembang dengan cepat. Penetrasi pasar dari teknologi hemat energi dan penghematan energi yang mengikutinya telah terbentur berbagai hambatan, seperti akses terhadap keuangan, hambatan peraturan, serta kurangnya kapasitas dan kesadartahuan di antara pemangku kepentingan terkait.

Program ini akan meningkatkan kapasitas Indonesia untuk menuju jalur pembangunan rendah karbon dengan peningkatan kinerja penghematan energi dan konservasi dengan mengatasi hambatan kronis ini. Program ini menyediakan solusi penghematan energi yang inovatif seperti mekanisme pengurangan risiko finansial, eksplorasi terhadap model bisnis jasa energi baru, pengembangan kerangka kebijakan pendukung, dan bantuan teknis. Program ini menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 3.1 juta ton CO2ek di Indonesia.

Programme for Energy Efficiency in Buildings (PEEB) Cool

Programme for Energy Efficiency in Buildings (PEEB) Cool

1,6 juta
Ton CO2 yang dihindari
225 juta
Pendanaan GCF
1,14 juta
Dana Padanan
Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung

Programme for Energy Efficiency in Buildings (PEEB) Cool

Di 11 negara, termasuk Indonesia

Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung
Tentang proyek
Dimulai
20 Oktober 2022
Entitas Terakreditasi
Agence Francaise de Developpement (AFD)

Proyek PEEB Cool akan mentransformasi sektor konstruksi dengan memajukan rancangan, konstruksi, dan operasional bangunan yang lebih efisien energi. Proyek ini akan memprioritaskan sub-sektor yang memiliki potensi signifikan untuk adaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca, seperti skema pembangunan rumah baru berskala besar dan bangunan komersil. Sepanjang aktivitasnya, PEEB Cool akan menyertakan solusi-solusi pendinginan yang efisien, materi konstruksi berkelanjutan, dan pelibatan pembangku kepentingan konstruksi ekosistem.

Program ini menargetkan 11 negara dengan 1.2 juta penerima manfaat dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 1.6 juta ton CO2ek.

Climate Investor Two

Climate Investor Two

44.7 million
Ton CO2 yang Dihindari
USD 145 juta
Pendanaan GCF
USD 735 juta
Dana Padanan
Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi

Climate Investor Two

Di 19 negara, termasuk Indonesia

Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi
Tentang proyek
Dimulai
20 Juli 2022
Entitas Terakreditasi
Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwikkelingslanden (FMO)

Climate Investor Two (CI2) adalah dana yang bertujuan untuk mendukung sektor swasta untuk mengembangkan proyek infrastruktur yang tahan iklim pada sektor air, sanitasi, dan kelautan. Investasi yang ditargetkan di bawah dana ini akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan masyarakat rentan. Program ini adalah program sektor swasta skala besar pertama di sektor air.

Program ini menargetkan 19 negara dengan 11.2 juta penerima manfaat dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 44.7 juta ton CO2ek, sepanjang 20 tahun impelementasi.

Global Fund for Coral Reefs Investment Window

Global Fund for Coral Reefs Investment Window

35,2 juta
Penerima Manfaat
USD 125 juta
Pendanaan GCF
USD 375 juta
Dana Padanan
Mata Pencaharian Warga dan KomunitasMata Pencaharian Warga dan Komunitas

Global Fund for Coral Reefs Investment Window

Di 17 negara, termasuk Indonesia

Mata Pencaharian Warga dan KomunitasMata Pencaharian Warga dan Komunitas
Tentang proyek
Dimulai
7 Oktober 2021
Entitas Terakreditasi
Pegasus Capital Advisory (Pegasus)

Global Fund for Coral Reefs (GFCR) Investment Window akan membentuk dana ekuitas swasta untuk mendorong investasi dalam ekonomi biru, melindungi terumbu karang. GFCR bertujuan untuk mengatasi hambatan pendanaan dan investasi swasta di area berikut: produksi laut yang berkelanjutan, ekowisata, serta infrastruktur dan pengolahan sampah yang berkelanjutan. Program ini akan menerima manfaat sinergi dengan Global Fund Coral Reefs Grant Window, yang bertujuan untuk memobilisasi USD125 juta modal konsesi untuk membangun lingkungan pendorong pertumbuhan proyek yang siap diinvestasikan.

Program ini menargetkan 17 negara dengan 35.3 juta penerima manfaat selama 20 tahun implementasi.

ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF): Green Recovery Program

ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF): Green Recovery Program

119 juta
Ton CO2 yang dihindari
USD 300 juta
Pendanaan GCF
USD 3,38 miliar
Dana Padanan
Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi

ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF): Green Recovery Program

Di 5 negara, termasuk Indonesia

Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi
Tentang proyek
Disetujui
19 Maret 2021
Entitas Terakreditasi
Asian Development Bank (ADB)

ASEAN Catalytic Green Facility (ACGF) merupakan fasilitas pembiayaan inovatif yang bekerja di bawah ASEAN Infrastructure Fund (AIF) dan didirikan pada tahun 2019 untuk mempercepat investasi infrastuktur hijau di Asia Tenggara melalui pemberian pinjaman. Program AGCF untuk pemulihan hijau (Green Recovery) membantu meningkatkan investasi iklim sebagai bagian dari respon stimulus ekonomi COVID-19 dan menciptakan platform untuk perubahan paradigma yang signifikan di Asia Tenggara.

Sebagai program multi-negara dan multi-proyek, program ini bertujuan untuk memulai investasi rendah emisi negara-negara untuk mendukung pemulihan akibat pandemi COVID-19. Program ini akan mendukung paling tidak 20 sub-proyek berdampak besar dan rendah emisi di wilayah Asia melalui sektor berikut: energi terbarukan, pertanian dan Sumber Daya Alam berkelanjutan, transportasi rendah karbon, dan efisiensi energi.

Global Subnational Climate Fund (SnCF Global)

Global Subnational Climate Fund (SnCF Global)

77,6 juta
Ton CO2 yang dihindari
USD 168,5 juta
Pendanaan GCF
USD 609,5 juta
Dana Padanan
Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung

Global Subnational Climate Fund (SnCF Global)

Bangunan, Kota, Industri dan Sarana PendukungBangunan, Kota, Industri dan Sarana Pendukung
Tentang proyek
Disetujui
13 November 2020
Entitas Terakreditasi
Pegasus Capital Advisory (Pegasus) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN)

Sub national Climate Fund (SnCF) merupakan payung pendanaan untuk meningkatkan jumlah proyek berdampak sosial dan lingkungan di tingkat sub nasional (daerah), pada sektor air dan sanitasi, pengolahan limbah, energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian berkelanjutan, dan kota cerdas (e-mobility). Program ini akan menyediakan bantuan teknis dan blended finance untuk mempercepat pengembangan dan investasi dari portofolio proyek infrastruktur berkelanjutan. SnCF menjadi langkah awal dari inisiatif besar yang berusaha mengembangkan dan mereplikasi sumber pendanaan untuk infrastruktur berkelanjutan.

Pegasus Capital Advisors (Pegasus) akan mengawasi mobilisasi pembiayaan, sementara International Union for Conservation of Nature (IUCN) akan memimpin proses pemberian bantuan teknis.

Program ini akan dilaksanakan di 42 negara termasuk Indonesia, dan diperkirakan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca pada tingkat global hingga 77,6 juta ton CO2ek untuk jangka waktu 20 tahun. Setiap pelaksanaan proyek di bawah program SnCF akan didiskusikan dengan National Designated Authority (NDA) dari setiap negara.

Pembayaran Berbasis Hasil REDD+ Indonesia untuk periode hasil 2014-2016

Pembayaran Berbasis Hasil REDD+ Indonesia untuk periode hasil 2014-2016

20,3 juta
Ton CO2 yang dihindari
USD 103,8 juta
Pendanaan GCF
Pemanfaatan hutan dan lahanPemanfaatan hutan dan lahan

Pembayaran Berbasis Hasil REDD+ Indonesia untuk periode hasil 2014-2016

Pemanfaatan hutan dan lahanPemanfaatan hutan dan lahan
Tentang proyek
Dimulai
21 Agustus 2020
Entitas Terakreditasi
United Nations Development Programme (UNDP)

Green Climate Fund (GCF) mendukung seluruh fase dalam mekanisme Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) oleh Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC). Program perdana REDD+ Results- Based Payments (RBP) terbuka untuk negara-negara yang telah menyelesaikan dua fase pertama dan memiliki hasil untuk periode 2013 hingga 2018. Program perdana ini dimulai pada Oktober 2017 dan akan ditutup pada Pertemuan Dewan GCF Terakhir pada tahun 2022. 

Dari tahun 2014 hingga 2016, Indonesia mencapai hasil penurunan emisi sesuai dengan penghitungan kembali Tingkat Emisi Rujukan Deforestasi dan Degradasi Hutan (FREL) yang berjumlah 144,989,856 ton CO2 eq, yang 27 juta tCO2 eq-nya diajukan untuk pembayaran berbasis hasil (RBP) dari fasilitas REDD+ GCF. Jumlah yang diajukan untuk RBP setelah penyesuaian setara dengan USD 103.8 juta pada USD 5 per ton CO2 eq.  

Indonesia akan menggunakan dana untuk penguatan koordinasi, implementasi, dan arsitektur REDD+ secara keseluruhan, dukungan tata kelola hutan lestari yang terdesentralisasi melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Hutan Desa, serta pengelolaan proyek.

Climate Investor One

Climate Investor One

53,7 juta
Ton CO2 yang dihindari
USD 100 juta
Pendanaan GCF
USD 821,5 juta
Dana Padanan
Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi

Climate Investor One

di 11 negara, termasuk Indonesia

Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi
Tentang proyek
Dimulai
20 Oktober 2018
Entitas Terakreditasi
Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwikkelingslanden (FMO)

Climate Investor One ("CIO") adalah fasilitas pendanaan padanan yang menyediakan dana untuk proyek-proyek energi terbarukan skala menengah di negara-negara berkembang. Fasilitas pendanaan ini memecahkan masalah terlalu sedikitnya modal swasta yang mengalir ke infrastruktur pasar negara berkembang dengan memosisikan modal donor secara strategis sebagai elemen kehilangan risiko pertama, dan dengan demikian mengatalisasi investasi komersial. Semua investasi menjadi sumber energi terbarukan dan bersih, sehingga menghindari emisi GRK.

CIO terdiri dari tiga dana yang terpisah namun saling terkait secara operasional, masing-masing dirancang sesuai fase siklus hidup proyek: Dana Pembangunan (Development Fund/DF), Dana Ekuitas Konstruksi (Construction Equity Fund/CEF) dan Dana Refinancing (Refinancing Fund/RF). DF terdiri dari modal donor dan menyediakan modal fase pengembangan proyek yang langka dalam bentuk pinjaman lunak. CEF menyediakan modal semua ekuitas untuk membiayai pembangunan proyek dan terdiri dari tiga tahapan: 20% ekuitas junior (modal donor), 40% ekuitas biasa (modal komersial) dan 40% ekuitas senior (modal komersial).

Di Indonesia, CIO menargetkan hidro, matahari, atap dan mini-grid. CIO melakukan semua investasi sesuai dengan Prinsip-prinsip Investasi yang Bertanggung Jawab.

Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) Project

Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) Project

112,2 juta
Ton CO2 yang dihindari
USD 100 juta
Pendanaan GCF
USD 410 juta
Dana Padanan
Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi

Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) Project

Pembangkit dan Akses EnergiPembangkit dan Akses Energi
Tentang proyek
Dimulai
20 Oktober 2018
Entitas Terakreditasi
World Bank

Indonesia memiliki potensi sumber daya energi panas bumi terbesar di dunia, tetapi pengembangannya terbatas karena biaya pengembangan tahap awal yang berisiko dan mahal. Hambatan-hambatan ini semakin dipersulit dengan adanya kerangka tarif panas bumi yang harus kompetitif untuk memungkinkan investasi sektor swasta.

Proyek ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan pengembangan energi panas bumi dengan cara memperkenalkan mekanisme mitigasi risiko hulu yang dirancang dengan baik dan dengan mempromosikan lingkungan regulasi yang kondusif. Dengan mengembangkan sumber daya panas bumi, proyek ini diharapkan dapat menghindari 102,2 juta ton CO2 dalam jangka waktu 10 tahun, sementara pada saat yang sama memenuhi kebutuhan elektrifikasi.

Di bawah proyek ini, pengembang panas bumi sektor publik dan swasta akan memiliki akses dana untuk membantu mengurangi risiko pengembangan tahap awal. Fasilitas mitigasi risiko sumber daya panas bumi akan menyediakan pembiayaan kontingensi dan pinjaman lunak untuk pengeboran konfirmasi sumber daya.

Pengembangan BRT Terintegrasi yang Berkelanjutan di Semarang

Pengembangan BRT Terintegrasi yang Berkelanjutan di Semarang

210.000
Ton CO2 yang dihindari
2.000
Penerima Manfaat
USD 48,72 juta
Total Biaya Proyek Indikatif
USD 788.000
Hibah untuk Project Preparation Facility (PPF)
TransportasiTransportasi

Pengembangan BRT Terintegrasi yang Berkelanjutan di Semarang

TransportasiTransportasi
Tentang proyek
Dimulai
28 November 2018
Entitas Terakreditasi
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

PT SMI mendukung Pemerintah Kota Semarang (GOS) untuk meningkatkan kualitas angkutan umum. Proyek dasarnya meliputi pembangunan infrastruktur untuk BRT (jalur khusus, stasiun bus, area pejalan kaki, akses BRT), pengembangan sistem transportasi cerdas, sistem pembayaran terintegrasi, rute pengumpan serta peningkatan transportasi tidak bermotor (fasilitas pejalan kaki, penyediaan fasilitas sepeda) dan pengenalan langkah-langkah manajemen permintaan transportasi untuk mendorong orang memilih transportasi umum.

Dalam tahap persiapan proyek, PT SMI akan membantu Semarang untuk mengembangkan studi kelayakan yang terdiri dari aspek teknis, keuangan, ekonomi dan operasional; penilaian teknologi bus untuk mengurangi emisi GRK, pengembangan kebijakan dan langkah-langkah untuk mendorong perpindahan penumpang ke angkutan umum, tinjauan hukum dan peraturan, penilaian dampak lingkungan dan sosial, rencana aksi pengadaan tanah dan pemukiman kembali, analisis gender, analisis risiko serta pemangku kepentingan manajemen untuk implementasi sistem BRT lengkap di Semarang.

Program Kesiapan (Readiness Program)

Program Kesiapan (Readiness Program)

Program Kesiapan (Readiness Program)

Tentang proyek
Dimulai
15 Januari 2017
Mitra Pelaksana
Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia

Program Kesiapan ini mencakup kegiatan yang saling terkait untuk mencapai lima hasil kesiapan utama:

  1. Penguatan kapasitas negara - memperbaiki mekanisme koordinasi dan prosedur NOL dari GCF NDA, mengembangkan sistem pemantauan dan pengawasan, dan kegiatan penguatan kapasitas lainnya.
  2. Pelibatan pemangku kepentingan - mengarusutamakan pendekatan multi-pemangku kepentingan dengan fokus kesetaraan gender dan sosial yang kuat ke dalam alur kerja NDA GCF.
  3. Realisasi akses langsung - mengidentifikasi dan mendukung entitas yang dipilih melalui proses akreditasi GCF.
  4. Akses finansial - mengidentifikasi dan mengembangkan proyek potensial bankable, perjodohan antara sektor swasta, lembaga keuangan, (D)AE dan pengembang proyek.
  5. Mobilisasi sektor swasta - mengidentifikasi hambatan investasi, mengembangkan solusi, dan memfasilitasi perjodohan peminjam untuk investasi iklim.
     
Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) Facility (Phase 2 Resilience focus) [SRMI-Resilience]

Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) Facility (Phase 2 Resilience focus) [SRMI-Resilience]

55 juta
Ton CO2 yang Dihindari
25.9 juta
Penerima Manfaat
160 juta
Pendanaan GCF
959 juta
Dana Padanan
Infrastruktur dan Lingkungan BinaanInfrastruktur dan Lingkungan Binaan

Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) Facility (Phase 2 Resilience focus) [SRMI-Resilience]

di 9 negara, termasuk Indonesia

Infrastruktur dan Lingkungan BinaanInfrastruktur dan Lingkungan Binaan
Tentang proyek
Dimulai
16 Maret 2023
Entitas Terakreditasi
World Bank

SRMI-Resilience bertujuan untuk mendukung transisi energi dengan meningkatkan akses terhadap listrik yang terjangkau, dapat diandalkan, modern, dan berkelanjutan. Proyek ini akan membantu negara-negara tersebut mengembangkan program transisi energi dan menegakkan proses pengadaan yang solid yang diperlukan untuk menarik investasi swasta. Proyek ini akan menjadi contoh bagaimana negara-negara berkembang dapat menyamakan kedudukan di pasar dan menarik pembiayaan sektor swasta untuk sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Program ini menargetkan 9 negara dengan 25,9 juta penerima manfaat dan 55 juta ton emisi yang dapat dihindari, selama 25 tahun implementasi.

Dapatkan Info Terbaru