Peran Kebijakan Fisal Dalam Peningkatan Produktvitas Pembibitan Sapi Nasional

Authors

  • Purwoko Purwoko

DOI:

https://doi.org/10.31685/kek.v19i2.137

Keywords:

alokasi anggaran, insentif fiskal, kebijakan fiskal, pembibitan sapi, swasembada daging sapi

Abstract

Pemerintah Indonesia gagal mencapai target swasembada daging sapi pada tahun 2014. Rendahnya produktivitas usaha pembibitan sapi diyakini sebagai kendala utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi peningkatan produktivitas usaha pembibitan sapi serta kebijakan fiskal untuk mendukung strategi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif, yang didukung dengan analisis SWOT sebagai alat bantu. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar usaha pembibitan sapi di Indonesia dilakukan oleh peternak dalam skala rumah tangga yang berada di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang rawan kekeringan di musim kemarau. Sementara itu, kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan yang kaya biomassa belum banyak dimanfaatkan untuk usaha pembibitan sapi. Investor kurang berminat berusaha di bidang pembibitan sapi karena margin keuntungannya rendah, perputaran modalnya lama, dan risiko usahanya tinggi. Kebijakan fiskal dapat dimanfaatkan untuk mendorong upaya pembibitan sapi nasional, baik melalui pemberian insentif fiskal maupun alokasi anggaran. Insentif fiskal dapat diberikan untuk pembibitan sapi di lahan sawit, pengadaan sarana transportasi khusus untuk sapi, atau impor indukan sapi betina produktif siap kawin. Alokasi anggaran dapat disiapkan untuk membangun waduk dan irigasi untuk daerah peternakan yang mengalami kekeringan di musim kemarau; peningkatan produksi semen beku, serta peningkatan kualitas dan kuantitas masyarakat peternak.

References

BPS. (2014). Jumlah Perusahaan Ternak Besar dan Kecil Menurut Kegiatan Utama, 2000 – 2013.

Diakses pada 10 Februari 2015, darihttp://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1499.

David, F.R. (2011). Strategic Management: Concept and Cases 13th Eds. New Jersey: Prentice Hall.

Destina, Y. (2013). Beternak Sapi Ala Petani Australia. Diakses pada 9 Januari 2015, dari

http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1180

&Itemid=5.

Djuddawi, R. et al. (2013). Buku Saku Pembibitan Ternak Sapi Potong. Jakarta:Direktorat Perbibitan

Ternak, Kementerian Pertanian.

Djumena, E.(2013). BPS: Jumlah Sapi Lokal Terus Turun. Diakses pada 5 Februari 2015, dari

http://bisniskeuangan.

kompas.com/read/2013/09/07/1345074/BPS.Jumlah.Sapi.Lokal.Terus.Turun> .

Fikri, A. (2014). Balai Inseminasi Mulai Ekspor Semen Beku Sapi. Diakses pada 10 Februari 2015,

dari http://www.tempo.co/read/news/2014/01/16/092545524/Balai-Inseminasi-Mulai-

Ekspor-Semen-Beku-Sapi.

Hadi, P.U. dan Ilham, N.(2002). Problem dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi Potong

di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 21(4), 148-157.

Manti, I., et al. (2003). Kajian Sosial Ekonomi Sistem Integrasi Sapi dengan Kelapa Sawit (SISKA).

Diakses pada 16 Februari 2015, dari

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya /probklu03-24.pdf?secure=1.

Ramdani, W. (2012).Pengalaman PKL Mahasiswa Indonesia di Peternakan Sapi Australia. Diakses

pada 12 Februari 2015, dari http://duniasapi.com/id/serba-serbi/2855--pengalaman-pklmahasiswa-

indonesia-di-peternakan-sapi-australia.html.

Yuliati, I., Fanani, Z., dan Hartono, B. (2014). Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi

Potong. Diakses pada 4 Mei 2015,dari http://fapet.ub.ac.id/wpcontent/

uploads/2014/03/Jurnal-Analisis-Profitabilitas-Usaha-Penggemukan-Sapi-

Potong.pdf.

Kementerian Pertanian. (2010). Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi

Downloads

Published

2016-12-19

Issue

Section

Articles