Sebagai upaya mendukung percepatan pengembangan proyek hijau di Indonesia, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, sebagai National Designated Authority (NDA) Green Climate Fund (GCF) di Indonesia bersama Global Green Growth Institute (GGGI) sebagai mitra pelaksana Readiness Project, tengah mengembangkan dokumen strategi pelibatan sektor swasta dalam akses pembiayaan hijau dengan dukungan dari Greenwise Consulting. Salah satu tahapan dalam proses pengembangan strategi ini adalah pelaksanaan Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) pada 22 Maret 2024 yang bertujuan untuk mengumpulkan masukan serta memberikan validasi terhadap rekomendasi strategis untuk mendukung ekosistem pembiayaan hijau di Indonesia. Peserta FGD berasal dari sektor-sektor prioritas terpilih yaitu Nature Based Solution (NBS), air, energi terbarukan, pangan, dan pembiayaan.
FGD diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Bapak Eko Nur Prihandoko, selaku perwakilan dari Sekretariat NDA. Sambutan ini menjadi pengantar bagi para peserta untuk mengetahui topik utama pembahasan FGD. Dalam sambutannya, pihak NDA menjelaskan bahwa proses pendahuluan dalam pengembangan strategi ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2024 yang meliputi desk review, wawancara, dan FGD Analisa Situasi Sektoral. Hasil dari proses pendahuluan ini adalah Laporan Analisa Situasi yang kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan strategi. Usulan strategi inilah yang menjadi pembahasan utama dalam FGD kali ini.
Sesi kemudian berlanjut dengan paparan yang disampaikan oleh Ibu Lenny Hidayat, founder Greenwise Consulting yang menjelaskan konteks dari studi pengembangan strategi sebagai pemantik bahasan diskusi FGD. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan strategi, cakupan studi, dan temuan awal studi juga dijelaskan, termasuk temuan kunci yang memperlihatkan perlunya keseimbangan antara kebijakan strategis yang bertujuan mendorong market maturity pada sektor yang ditargetkan dengan maturity dari sektor itu sendiri dalam menciptakan proyek hijau yang inovatif.
Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi diskusi dimana peserta dikelompokan sesuai sektor masing-masing dan memberikan ranking dan rating pada faktor strategis yang menjadi Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) dalam mendorong keterlibatan sektor mereka dalam mengakses pembiayaan hijau. Faktor-faktor strategis tersebut sudah disarikan oleh tim Greenwise berdasarkan hasil pengumpulan data pada proses sebelumnya. Proses ini nantinya akan memunculkan faktor prioritas untuk mempertajam strategi yang dihasilkan. Selain itu, sesi ini juga memfasilitasi pertanyaan dan tanggapan dari para peserta FGD. Temuan menarik dari diskusi ini adalah perlunya akselerasi penyebaran informasi dan pengetahuan oleh pemerintah terkait dengan keuangan berkelanjutan, termasuk cara atau mekanisme bagi pemangku kepentingan swasta untuk mengakses pembiayaan hijau.
Selain akan digunakan sebagai tambahan informasi dalam proses finalisasi strategi pelibatan sektor swasta, yang akan menjadi salah satu dokumen strategis BKF dalam mendorong penerapan ekosistem pembiayaan hijau di Indonesia, hasil FGD ini juga akan menjadi rujukan dalam pengembangan framework forum pendanaan campuran (blended finance) yang saat ini masih dalam proses perumusan.
Kedepannya, strategi pelibatan sektor swasta ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan partisipasi sektor swasta baik dalam mengakses pendanaan hijau ataupun membiayai proyek-proyek hijau sehingga dapat memperkuat kemampuan Indonesia dalam menyerap lebih banyak lagi investasi dan pendanaan hijau yang akan berkontribusi pada pencapaian target-target iklim nasional.