Provinsi Kalimantan Barat menghadapi ancaman serius terkait iklim seperti deforestasi, kerusakan hutan, banjir, dan kekeringan. Ancaman ini sangat berdampak pada ekosistem lahan gambut, yang menyimpan banyak karbon tetapi sangat rentan terhadap kebakaran dan kerusakan. Masyarakat lokal yang bergantung pada sumber daya alam juga masih memiliki kapasitas yang minim terkait cara untuk bertahan dari ancaman iklim, terutama dalam pengelolaan hutan dan praktik pertanian.
Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan praktik pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, dengan fokus di lima kabupaten di Kalimantan Barat: Kapuas Hulu, Ketapang, Kubu Raya, Sanggau, dan Sintang. Selain itu, proyek ini akan menerapkan berbagai langkah kelembagaan, teknis, dan finansial untuk memperbaiki tata kelola lahan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Salah satunya adalah menyediakan mekanisme pembiayaan khusus untuk Masyarakat Adat dan komunitas lokal.
Perubahan yang diharapkan dari program ini nantinya akan melibatkan reformasi kelembagaan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, melindungi ekosistem, dan memperkuat pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan ketahanan iklim ke dalam rencana pembangunan, memberdayakan masyarakat lokal, dan membangun rantai pasokan komoditas berkelanjutan yang mendukung praktik pertanian rendah emisi dan tahan terhadap perubahan iklim.