logo-kmu
logo-kmu
  • FAQ
  • Pengajuan
  • Kontak
x
Pembaruan / Berita

Adaptasi Perubahan Iklim dalam Forum Tinjauan Partisipatif Tahunan Ke-5

Badan Kebijakan Fiskal selaku National Designated Authority (NDA) untuk Green Climate Fund (GCF), secara rutin mengadakan tinjauan tahunan yang diadakan secara partisipatif bersama pemangku kepentingan GCF di Indonesia. Tinjauan yang dilaksanakan melalui kegiatan bernama Annual Participatory Review (APR) Forum ini selalu mengangkat tema berbeda yang relevan dengan isu pendanaan iklim Indonesia di tahun tersebut.

Pendanaan adaptasi perubahan iklim kini menjadi perhatian khusus karena alokasinya yang tidak seimbang dibandingkan dengan proyek mitigasi. Hal yang sama juga terjadi dengan pendanaan GCF di Indonesia. Melihat hal ini, penyelenggaraan APR Forum yang ke-5 pada 11 Juli 2023 mengangkat tema adaptasi perubahan iklim untuk mendukung kemajuan proyek adaptasi GCF di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta dari berbagai jenis institusi baik secara luring maupun daring.

Acara ini diawali dengan penyampaian informasi oleh NDA mengenai kemajuan proyek-proyek adaptasi maupun proyek cross-cutting, yaitu proyek yang memiliki aktivitas mitigasi dan adaptasi. Termasuk inisiatif lain yang telah dilakukan oleh NDA, seperti studi tentang potensi peran sektor swasta dalam kegiatan adaptasi di Indonesia. Sesi dilanjutkan dengan paparan oleh Eco, Ltd yang diwakili oleh Grant Ballard-Tremeer dan Debasmita Boral Rolland yang menjelaskan tentang pembelajaran dari beberapa negara dalam mengembangkan proposal proyek adaptasi yang baik, yang kemudian mendapatkan pendanaan GCF. Selain climate rationale yang baik, terdapat beberapa faktor penentu kesuksesan sebuah desain proyek adaptasi untuk bisa mendapatkan dukungan pendanaan/pembiayaan dari GCF. Lebih lanjut berdasarkan diskusi dengan peserta, diketahui bahwa peningkatan kapasitas yang kuat umumnya menjadi komponen penting dalam proyek adaptasi iklim. Selain itu, adanya keterlibatan dengan seluruh pihak sejak awal desain proyek juga menjadi faktor kunci agar proyek tepat sasaran dan diterima oleh masyarakat. “Ada (masyarakat) yang mungkin diuntungkan dan dirugikan dari sebuah proyek. Sehingga penting untuk menghormati dan mampu melihat dari perspektif yang berbeda dan mencari cara untuk mengakomodasi mereka, bila memungkinkan”, ujar Grant.

Pada sesi kedua, peserta diajak untuk berdiskusi secara berkelompok terkait tantangan dan peluang dalam integrasi aksi adaptasi ke dalam proyek iklim, pemangku kepentingan yang perlu dilibatkan, serta dukungan yang dibutuhkan untuk dapat mengintegrasikan aksi adaptasi iklim. Salah satu partisipan dari kelompok masyarakat rentan mengungkapkan kesulitan mereka dalam menerjemahkan istilah teknis kepada kelompok-kelompok rentan. Mike Verawati dari Koalisi Perempuan Indonesia mengungkapkan, “Bagaimana membumikan istilah-istilah mitigasi dan adaptasi yang sangat teknokrat ke masyarakat? Ini menjadi PR sekali bagi kami karena kami tidak setiap hari mengurusi isu perubahan iklim, dan yang kami hadapi juga kelompok rentan.”.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan entitas terakreditasi, salah satunya PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI). Salah satu permasalahan yang dihadapi PT SMI dalam pengajuan proyek GCF antara lain keterbatasan mandat dan sumber daya. Di bawah mandat infrastruktur, PT SMI sebenarnya bisa mengajukan proyek adaptasi di sektor air, agrikultur, ataupun pesisir. Namun, pengintegrasian adaptasi iklim ke dalam proyek infrastruktur memiliki tantangannya tersendiri. Puti Faraniza dari PT SMI menjelaskan beberapa tantangan tersebut. “Tantangan pertama adalah time horizon, dimana risiko perubahan iklim baru bisa dilihat dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan investasi harus dilakukan sekarang. Kedua, ketidakpastian masa depan, atau bagaimana perubahan iklim berdampak pada proyek infrastruktur ke depannya. Ketiga adalah (keterbatasan) informasi dan kapasitas”, ujarnya.

Hingga kini, porsi aktivitas adaptasi dalam berbagai proyek iklim masih perlu ditingkatkan. Dengan mengangkat topik tersebut di berbagai forum seperti APR, diharapkan kesadartahuan pemangku kepentingan terkait aktivitas adaptasi semakin meningkat sehingga memunculkan berbagai inovasi terkait aktivitas pendanaan/pembiayaan adaptasi baik kebijakan maupun implementasinya.