Pengarusutamaan Gender (PUG)

Penulis: Aktiva Primananda Hadiarta, Rina Karlina, Nugraheni Kusumaningsih, Ali Moechtar, Ahmad Wira Kusuma, Hilda Choirunnisah, Rizki Saputri, Restu Rinayanti, Ika Kartika Sari, Cipto Adhi Setiawan, Dhoni Siamsyah Fadillah Akbar (2022) (2022)

Perempuan merepresentasikan hampir setengah dari populasi, sehingga keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada sejauh mana keseimbangan partisipasi perempuan dan laki-laki di semua aspek kehidupan. Kesetaraan gender merupakan prasyarat untuk mencapai pertumbuhan sosial, politik, dan ekonomi yang berkelanjutan.  Hal ini merupakan komitmen yang tertuang pada salah satu butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan ke-5 SDGs “Gender Equality”, yaitu “Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Semua Perempuan dan Anak Perempuan”. Sejumlah regulasi internasional telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia sebagai bentuk komitmen di tingkat global, dimana pengarusutamaan gender telah menjadi garis kebijakan pemerintah sejak keluarnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

Namun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dan permasalahan dalam pencapaian kesetaraan gender dengan masih terdapatnya kesenjangan gender dalam berbagai aspek pembangunan, antara lain pendidikan, kesehatan, ekonomi dan ketenagakerjaan. Ketimpangan pembangunan dan pemberdayaan gender juga masih terjadi antarwilayah di Indonesia. Hal ini menunjukkan masih adanya kesenjangan peran perempuan dengan laki-laki yang cukup signifikan dalam pembangunan regional.

Untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai situasi ketimpangan gender di Indonesia khususnya secara spasial, serta keterkaitannya dengan perekonomian wilayah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan melalui Pusat Kebijakan Ekonomi Makro menyusun suatu kajian berorientasi gender yang berjudul “Analisis Ketimpangan Gender Spasial dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Wilayah”. Dengan menggunakan mixed method sequential explanatory melalui analisis ekonometri (regresi data panel), analisis spasial (Geographic Information System), serta didukung oleh literatur review, kajian ini disusun sebagai upaya meningkatkan pemahaman, wawasan, dan awareness pemerintah dan masyarakat bahwa kesetaraan gender di Indonesia masih jauh dari harapan dan kesenjangan gender masih terus berlangsung.

File Terkait:

Baca   Download