Manufaktur Tetap Ekspansi dan Inflasi Terkendali, Pemerintah Perkuat Sinergi Pengendalian Inflasi Jelang Ramadan

SP-09/BKF/2023   


Jakarta, 1 Maret 2023 – Di tengah gejolak ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia konsisten berekspansi selama 18 bulan berturut-turut dan tercatat di level 51,2 pada Februari 2023. “Resiliensi sektor manufaktur nasional didorong oleh permintaan dalam negeri yang tetap ekspansif. Rantai pasokan juga mengalami perbaikan dari segi waktu pengiriman yang makin pendek karena kinerja logistik yang makin efisien. Selain itu, ekspansi sektor manufaktur ini juga mampu menyerap tenaga kerja dengan lebih baik,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Output manufaktur dan permintaan dalam negeri tercatat tetap ekspansif. Aktivitas pembelian input tercatat di level 52,8 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang berada di level 52,3. Permintaan ekspor juga mengalami peningkatan meski masih berada di zona kontraksi akibat kondisi perekonomian global. Beberapa negara ASEAN yang juga mencatatkan ekspansi sektor manufaktur yaitu Thailand 54,8, Filipina 52,7, dan Vietnam 51,2. Sementara itu, PMI manufaktur Malaysia masih terkontraksi di level 48,4. “Secara keseluruhan, sektor manufaktur Indonesia masih mempertahankan sentimen bisnis yang optimis namun tetap waspada terhadap dinamika perekonomian global,” lanjut Febrio.

Di sisi lain, inflasi Februari 2023 masih terkendali di angka 5,47% (yoy) (Januari 2023: 5,28%). Berdasarkan komponen, inflasi inti tercatat sebesar 3,09% (yoy) atau melambat dibandingkan inflasi inti bulan sebelumnya (3,27%). Perlambatan terjadi di hampir seluruh kelompok barang nonmakanan dan jasa. Hal ini selaras dengan kebijakan suku bunga yang tidak mengalami perubahan di bulan Februari.

Inflasi pangan bergejolak (volatile food) tercatat sebesar 7,62% (yoy) yang dipengaruhi faktor musiman dan cuaca ekstrem. “Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan terutama harga beras, cabai dan bawang merah, Pemerintah telah melakukan pengadaan impor dan operasi pasar,” lanjut Febrio. Inflasi administered price pada Februari 2023 ini berada di level 12,24% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan Januari (12,28%). Tarif angkutan udara mengalami penurunan seiring harga avtur yang melemah dan masuknya low season.

Ke depan, Pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi seiring dengan masuknya bulan Ramadan dan libur lebaran. “Sinergi pengendalian inflasi terus diperkuat melalui berbagai kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP). Komitmen Pemerintah untuk menjaga inflasi 2023 pada rentang sasaran 3%±1% diperkuat dengan menjaga target inflasi pangan pada kisaran 3-5%, terutama pada masa Hari Besar Keagamaan dan Nasional. Di samping itu, Pemerintah senantiasa melakukan komunikasi kebijakan untuk menjaga ekspektasi inflasi di masyarakat. Pemerintah bersama Bank Indonesia juga terus melakukan bauran kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menjaga stabilitas harga nasional,” tutup Febrio.


Narahubung Media:

Endang Larasati
Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan
ikp.bkf@kemenkeu.go.id

Baca