Anggota ASEAN Tingkatkan Upaya Kolektif Mengatasi Isu-Isu Kawasan dan Menjaga Stabilitas Ekonomi

No. 25/ 192 /DKOM     
No. SP-67/KLI/2023  


Dalam rangka mempersiapkan Pertemuan Kedua Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (2 nd AFMGM), para delegasi tingkat Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral dari Negara ASEAN telah menggelar pertemuan ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting – Working Group (AFCDM-WG) pada 10-14 Juli 2023 di Yogyakarta, Indonesia. Sebelumnya pertemuan serupa telah dilakukan pada 2-3 Februari lalu di Bali. Pertemuan kali ini membahas agenda komite kerja ASEAN di sektor keuangan yang berfokus pada isu di Kawasan dan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi. Pertemuan dihadiri oleh Perwakilan Kementerian Keuangan dan Deputi Bank Sentral dari sebelas negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Timor Leste). Pertemuan AFCDM-WG merupakan bagian dari perjalanan proses kerja sama negara anggota ASEAN selama setahun penuh. Beberapa hasil diskusi selama pertemuan ini selanjutnya akan dilaporkan pada perhelatan 2 nd AFMGM pada bulan Agustus 2023 mendatang di Jakarta.

Beberapa agenda pada pertemuan yang mengemuka antara lain pembahasan progres kerja sama ASEAN Chair Priorities 2023, Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, Peta Jalan untuk Integrasi Moneter dan Keuangan ASEAN, dan kerja sama keuangan ASEAN. Selain itu, dibahas juga tentang penguatan forum ASEAN melalui modalitas ASEAN Finance Minister and Central Bank Governor Meeting (AFMGM) dan mandat Komite Kerja, serta kolaborasi lintas sektoral. Pertemuan ini turut dihadiri Timor-Leste sebagai pengamat untuk pertama kalinya di jalur keuangan, sejak disetujuinya Timor-Leste sebagai anggota ASEAN ke sebelas tahun lalu. Kemenkeu RI memandang hal ini sejalan dengan tujuan ASEAN dan disambut baik oleh seluruh anggota. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia menyadari perlunya ASEAN memperkuat kerja sama, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan, untuk dapat menjaga relevansi ASEAN dan juga memperkokoh posisi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global (Epicentrum of Growth).

Terdapat 12 (dua belas) pertemuan yang meliputi pertemuan utama dan pertemuan pendukung seperti Working Committee on Payment and Settlement Systems (WC-PSS) Meeting ke-27, Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD), Joint WCCMD-ASEAN Capital Market Forum (ACMF) meeting, Working Committee on ASEAN Banking Integration Framework (WC-ABIF) Meeting ke-14, Working Committee on Capital Account Liberalization (WC-CAL) Meeting ke-46, Steering Committee for Capacity Building (SCCB) Meeting ke-24, dan ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting-Working Group (AFCDM-WG), The 14th ASEAN Cross-Sectoral Coordination Committee on Disaster Risk Financing and Insurance (ACSCC-DRFI) Meeting, Seminar Implementasi Pendanaan dan Asuransi Risiko Bencana (DRFI) dan Perlindungan Sosial Adaptif (ASP) di Indonesia, serta Forum Kolaborasi Sektor Keuangan dan Pertanian untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan. Seminar Implementasi DRFI dan ASP memberikan pembaruan tentang penerapan strategi pendanaan risiko bencana dengan peta jalan ASP untuk melindungi negara; masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah; dan aset Indonesia dengan lebih baik dari dampak risiko bencana. Sedangkan forum Kolaborasi Sektor Keuangan dan Pertanian fokus membahas urgensi keterlibatan sektor keuangan sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat langkah-langkah ASEAN dalam mengatasi masalah ketahanan pangan.

Pertemuan Working Committees(WCs) membahas berbagai topik utama kerja sama ASEAN di bidang ekonomi dan keuangan, diantaranya roadmap perluasan Regional Payment Connectivity (RPC) (WC-PSS); kebijakan dan kerja sama dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor domestik dan regional serta mendorong pertumbuhan pasar modal yang dinamis dan kuat di kawasan ASEAN (WC-CMD); peninjauan WCABIF Guideline sebagai respons dinamika di sektor keuangan terkini dalam rangka mengoptimalkan manfaat digitalisasi dan memitigasi risiko yang muncul (WC-ABIF); pembentukan Task Force dan penyusunan High Level Principles on Local Currency Transaction; dan keberlanjutan inisiatif revisiting WC mandates melalui pembentukan Task Force guna menyusun guideline bagi setiap WCs dalam meninjau mandat yang dimiliki agar tetap relevan dengan dinamika ekonomi dan keuangan saat ini sehingga menjadikan kerja sama ASEAN tetap relevan dan dapat memberikan manfaat bagi semua anggotanya.

Selain pertemuan ASEAN tersebut di atas, Keketuaan Indonesia dan Jepang pada ASEAN+3 juga menyelenggarakan pertemuan gugus tugas ASEAN+3 yang dihadiri oleh negara anggota ASEAN, China, Jepang, dan Korea. Pertemuan ini ditujukan untuk meningkatkan dialog kebijakan, koordinasi, dan kerja sama di bidang keuangan, moneter, dan fiskal. Pertemuan membahas agenda kerja sama untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan di kawasan melalui penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) sebagai regional self-help mechanism serta penguatan kapasitas ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai lembaga surveillance yang mendukung implementasi fasilitas-fasilitas pencegahan dan penanggulangan krisis di kawasan dan penyedia program-program penguatan kapasitas surveillance bagi negara anggota ASEAN+3.   



Narahubung Media:

Erwin Haryono
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi
Bank Indonesia
bicara@bi.go.id

Deni Surjantoro
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan
kemenkeu.prime@kemenkeu.go.id


 




Baca