Sinyal Pemulihan Ekonomi Semakin Kuat, APBN Terus Jaga Momentum

SP – 29 /BKF/2021 


Jakarta, 1 Oktober 2021 – Indikator aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) kembali menunjukkan arah pemulihan yang semakin kuat, yaitu sebesar 52,2 di bulan September 2021. Angka ini berarti aktivitas produksi manufaktur diekspektasi akan kembali di zona ekspansi (di atas 50) setelah dua bulan berada di level kontraksi (Juli 40,1 dan Agustus 43,7). “Perbaikan aktivitas sisi produksi terjadi sangat cepat. Ini sejalan dengan kemajuan pengendalian pandemi Covid-19 yang juga berjalan sangat cepat dan efektif. Tambahan kasus harian Covid-19 sudah menurun sangat signifikan dalam dua bulan terakhir, per 30 September telah sangat rendah yaitu 1.690 kasus per hari. Terkendalinya pandemi di tanah air seiring juga dengan vaksinasi yang mencapai 142,19 juta. Kemajuan ini akan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam beraktivitas sejalan langkah Pemerintah untuk melakukan pembukaan bertahap (gradual reopening) secara hati-hati dengan menurunkan level PPKM Jawa-Bali. Indikator sisi konsumsi juga menunjukkan tren yang sama, sudah meningkat sangat pesat”, ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Terkendalinya pandemi tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, baik dalam menjaga mobilitas, beradaptasi dengan kenormalan baru, hingga menyukseskan vaksinasi. Pemerintah melalui APBN memegang peranan penting melalui program pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hingga kini, ketidakpastian akibat pandemi masih tinggi. APBN terus bersiaga dan tetap memiliki fleksibilitas sebagai instrumen kebijakan. Pemerintah terus mengambil langkah antisipatif dan mengambil langkah-langkah yang semakin efektif dalam pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. 

Program PEN di tahun 2021 dialokasikan sebesar Rp744,77 triliun, meningkat dari alokasi awal untuk merespons eskalasi dampak varian Delta. Hingga kini, alokasi anggaran PEN telah tersalur 54% untuk berbagai kebutuhan penanganan pandemi. Anggaran PEN digunakan untuk bidang kesehatan sebesar Rp214,96 triliun. Untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan terdampak dalam bentuk perlindungan sosial telah tersalur sebesar Rp186,64 triliun. Selain itu, untuk dukungan UMKM dan korporasi sebesar Rp162,4 triliun. Untuk insentif usaha sebesar Rp62,83T dan program prioritas sebesar Rp117,94 triliun. Secara keseluruhan, belanja APBN juga memiliki kinerja yang sangat baik dan telah terealisasi sebesar 56,8% per 31 Agustus 2021 juga turut membantu pemulihan aktivitas ekonomi. 

Kenaikan indikator PMI yang cukup signifikan pasca varian Delta ini mengonfirmasi kinerja sektor manufaktur nasional yang akan terus meningkatkan produksinya dalam waktu dekat. Seiring dengan perbaikan ini, pelaku manufaktur nasional akan kembali membuka lapangan kerja serta meningkatkan stoknya demi memenuhi peningkatan permintaan yang sedang terjadi sejak September pasca dilonggarkannya kebijakan PPKM di sejumlah daerah. 

Perbaikan indikator PMI ini juga saling mendukung dengan indikator ekspor khususnya nonmigas yang terus mencatatkan pertumbuhan double digit. Pada bulan Agustus, ekspor nonmigas mampu tumbuh 63,4% (yoy). Ruang pertumbuhan untuk ekspor produk-produk unggulan nasional masih sangat besar. Hal ini tercermin dari indikator subkomponen PMI, permintaan ekspor baru yang masih belum optimal karena belum meratanya pemulihan ekonomi dunia dan adanya hambatan pengiriman (shipping).

Di sisi lain, peningkatan laju pemulihan aktivitas konsumsi tercermin dari inflasi September yang tercatat 1,60% (yoy), meningkat tipis dari angka Agustus 1,59% (yoy). Inflasi September dipengaruhi oleh naiknya inflasi administered price seiring mobilitas masyarakat yang mulai meningkat. Meskipun demikian, peningkatan inflasi relatif terjaga dengan baik, khususnya merujuk kepada inflasi inti yang masih bergerak stabil serta komponen volatile food yang menurun seiring dengan masa panen. Beberapa komponen inflasi yang mulai meningkat meliputi sandang, penyediaan makanan dan minuman/restoran, rekreasi, perlengkapan rutin rumah tangga, dan transportasi. Berbagai komponen inflasi ini merupakan jenis barang dan jasa yang tingkat konsumsinya sempat tertahan di masa puncak varian delta. 

“Selain menggembirakan, perbaikan yang cepat baik di sisi produksi maupun konsumsi adalah penanda bahwa Pemerintah harus terus mempertahankan kerja kerasnya terkait penanganan Covid-19 agar kasus terus terkendali. Ini harus diperkuat dengan akselerasi vaksinasi. Di samping itu, kerja sama masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan harus terus didorong menjadi kultur baru untuk memperkuat percepatan pemulihan ekonomi lebih lanjut. Kita cukup konfiden memasuki triwulan ke-4 pemulihan ekonomi akan terus semakin menguat”, tutup Febrio. 

Narahubung Media:

Endang Larasati
Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan
ikp.bkf@kemenkeu.go.id

Baca