Kemiskinan Semakin Turun Menuju Prapandemi, Neraca Perdagangan Tetap Surplus

SP – 19/BKF/2023     



Jakarta, 18 Juli 2023 – Resiliensi perekonomian nasional terus terjaga. Dalam rilis terbaru pada 17 Juli 2023, Badan Pusat Statistik mengumumkan penurunan tingkat kemiskinan menuju level prapandemi dan tren surplus neraca perdagangan yang masih berlanjut. Tingkat kemiskinan melanjutkan tren penurunan menjadi 9,36% per Maret 2023 (September 2022: 9,57%) setelah sempat menyentuh angka dua digit akibat krisis pandemi. Angka ini telah lebih rendah dibanding angka prapandemi per Maret 2019 yang sebesar 9,41% meskipun masih sedikit di atas titik terendah prapandemi per September 2019 yang sebesar 9,22%. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 adalah sebesar 25,90 juta orang, turun 0,46 juta orang dari September 2022. Secara akumulatif, sejak Maret 2021 hingga Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang yang berhasil keluar dari garis kemiskinan. Secara spasial, tingkat kemiskinan per Maret 2023 menurun baik di perkotaan maupun di perdesaan. 

“Penurunan angka kemiskinan pada Maret 2023 ini sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali. Selain itu, penyaluran bansos Triwulan I 2023 juga efektif dengan realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 89,3%, sementara Kartu Sembako mencapai 86,5%. Pada Maret 2023, Pemerintah juga menggulirkan tambahan bantuan pangan beras dalam rangka menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan. Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, dan menjaga stabilitas inflasi sehingga dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah level prapandemi,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

“Tren penurunan kemiskinan ini sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek Pemerintah untuk mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada tahun 2024 mendatang. Dalam jangka panjang, penurunan kemiskinan akan menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045,” lanjut Febrio.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2023 mencatatkan surplus sebesar USD3,45 miliar, dengan ekspor sejumlah USD20,61 miliar dan impor sejumlah USD17,15 miliar. Dengan demikian, total surplus perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai USD19,93 miliar. Ini menandakan surplus neraca perdagangan Indonesia telah terjadi selama 38 bulan berturut-turut. “Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang tetap mencatatkan surplus menunjukkan posisi keseimbangan eksternal Indonesia yang tetap kuat di tengah tren pelemahan pertumbuhan global, termasuk moderasi harga komoditas. Perkembangan kinerja ekonomi global yang menunjukkan tren pelemahan serta harga komoditas yang masih fluktuatif ini akan terus kami pantau agar dampaknya terhadap laju ekspor dapat terus dimitigasi,” tutup Febrio



Narahubung Media: 

Endang Larasati

Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan
ikp.bkf@kemenkeu.go.id

Baca