Ditopang Kerja Keras APBN, Pemulihan Ekonomi Bulan Mei Terus Berlanjut

Jakarta (22/06): Kementerian Keuangan menggelar Konfrensi Pers APBN Kita pada Senin, 21 Juni 2021 secara virtual. Dalam paparannya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa tren pemulihan ekonomi global terus berlanjut. Hal ini terlihat dari berbagai indikator yang menunjukan penguatan pemulihan ekonomi, antara lain proyeksi pertumbuhan ekonomi global direvisi ke atas oleh World Bank dan OECD; membaiknya perdagangan dan manufatur global; harga komoditas secara umum terus mengalami kenaikan; dan pasar keuangan global yang cukup kondusif. 

“Jadi ada hal positif, ada juga hal yang harus tetap kita monitor, yaitu munculnya varian baru COVID-19, kecepatan vaksinasi secara dunia maupun di dalam negeri sendiri, inflasi di Amerika Serikat yang di atas 5% dan respons dari FED yang akan memberikan dampak kepada suku bunga; dan tentu juga perlu mewaspadai tren terhadap kenaikan biaya produksi,” jelas Menkeu.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan bahwa sampai dengan bulan Mei 2021, belanja negara Rp945,7 triliun, tumbuh meyakinkan sebesar 12,1%. Belanja Kementerian/Lembanga (K/L) tumbuh 33,1% didukung oleh belanja modal, belanja barang, dan penyaluran berbagai program bansos. Belanja Non K/L tumbuh 7,82% ternasuk pensiun, THR, subsidi energi dan pupuk, serta program pra kerja. Sedangkan Transfer Daerah & Dana Desa masih menghadapi -2,8% dan pembiayaan investasi meningkat di 276%.

“Jadi kerja keras APBN kita melalui sisi belanja didukung dengan penanganan COVID-19 yang bisa dan diharapkan terus terkendali telah menjadi faktor untuk mendukung counter cyclical  dan pemulihan ekonomi,” ujar Menkeu.

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus menjadi instrumen penanganan kesehatan  dan pemulihan ekonomi. Realisasi PEN 2021 s.d. 18 Juni mencapai Rp226,63 triliun atau 32,4% dari pagu Rp669,43 triliun.

Dari sisi penerimaan negara, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pajak membaik, yakni telah terealisasi sebesar Rp459,6 triliun, tumbuh 3,4% (yoy). Selain itu, bea cukai telah terealiasi Rp99,3 triliun (46,2% dari target) dan PNBP terealisasi Rp167,6 triliun (56,2% dari target).

“Tentu ini adalah sangat baik, karena kita ingat bahwa saat ini adalah proses pemulihan, dan peningkatan pajak ini tentu harus berjalan secara alamiah sedikit demi sedikit bersamaan dengan insentif yang terus kita berikan kepada perekonomian,” tutur Suahasil.

Dalam paparan terakhirnya, Menkeu mengungkapkan empat poin penting kesimpulan, yaitu: (1) pemulihan ekonomi global yang berlanjut menimbulkan optimisme bagi perekonomian kita, namun masih ada beberapa risiko yang perlu diantisipasi; (2) kenaikan vaksinasi baik Indonesia dan global memberikan harapan pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan; (3) tren positif pendapatan negara diharapkan tetap berlanjut seiring perbaikan ekonomi; dan (4) stimulus fiskal akan terus diberikan sehingga pemulihan ekonomi terus berjalan dan makin diperkuat. (cs)