Pemerintah Indonesia dan ADB Lanjutkan Komitmen Jaminan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat

Jakarta, 08/05/2023 – Selang pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga bertindak selaku Gubernur Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) bersama jajaran menghadiri Sidang Tahunan ADB ke-56 pada 2-5 Mei 2023 di Incheon, Korea Selatan. Pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan dan Ekonomi Korea Selatan Choo Kyungho ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan dari negara-negara anggota ADB.

Tema yang diusung sidang ADB tahun ini “Rebounding Asia: Recover, Reconnect, and Reform” selaras dengan tujuan sidang tahunan yang bertujuan untuk mendorong pemulihan di Kawasan Asia Pasifik melalui penguatan kerja sama antar negara dan reformasi ADB. Indonesia, sebagai pemegang saham ADB terbesar keenam, secara aktif menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang pada umumnya dan kepentingan nasional Indonesia secara khusus. Indonesia juga menekankan agar program-program ADB saat ini dan arah reformasi kedepan dilektakkan dalam kerangka penguatan kemitraan dengan negara-negara penerima manfaat.

Saat ini, nilai kerjasama ADB dan Indonesia yang sedang berjalan ditaksir mencapai USD 4,1 miliar dan tersebar di berbagai sektor pembangunan. Salah satu hasil nyata kerja sama Indonesia dan ADB adalah dukungan untuk program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan, pengembangan lapangan kerja bagi kaum muda, serta pengurangan angka gizi buruk anak (stunting). Selain itu, ADB juga membantu pembangunan SDM di pedesaan dengan fokus pada pemberdayaan petani dan petambak kecil.

“Sebagai mitra utama dengan kemampuan produksi kelas dunia dan kapasitas produksi semi konduktor, baterai isi ulang, dan bio-industri, Korea Selatan akan berpartisipasi aktif dalam membentuk rantai pasok bekerja sama dengan negara-negara Asia lainnya. Korea Selatan berharap ADB dapat membuat modalitas baru yang berfokus pada solidaritas dan kerja sama antar negara di Kawasan. Terkait hal tersebut, dukungan Korea Selatan pada ADB secara finansial dan intelektual akan terus dilanjutkan”, ungkap Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeul saat membuka Sidang Tahunan ADB ke-56 ini.

Pada acara ADB Governors’ Business Session & Plenary, Sri Mulyani menyampaikan berbagai capaian perekonomian Indonesia serta kemajuan dalam pembahasan agenda prioritas ASEAN di jalur keuangan di bawah Keketuaan Indonesia. Keketuaan ASEAN oleh Indonesia ini diprioritaskan untuk memberikan kontribusi terhadap pemulihan dan kesejahteraan di Kawasan melalui sejumlah area penting, seperti penguatan arsitektur kesehatan Kawasan, keuangan transisi untuk mendukung transisi energi, dan penanganan kerawanan pangan.

Lebih lanjut, Indonesia mendorong ADB untuk melanjutkan agenda reformasi demi meningkatkan kapasitasnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan efektif bagi negara-negara anggotanya. Sri Mulyani menyuarakan pentingnya peran Multinational Development Banks (MDBs) seperti ADB untuk semakin ditingkatkan lagi kapasitasnya dalam memberikan dukungan kepada negara-negara anggota yang membutuhkan di tengah kondisi ekonomi yang semakin menantang dan tidak menentu saat ini.

Dalam rangkaian Sidang Tahunan ADB ke-56 ini, Sri Mulyani juga berperan sebagai pembicara dalam ADB Governors’ Seminar: Policies to Support Asia’s Rebound, untuk membahas berbagai kebijakan pemulihan kembali Kawasan Asia pascapandemi, konflik geopolitik, risiko perubahan iklim, dan berbagai tantangan global lainnya. Selain itu, Sri Mulyani juga berkesempatan menyampaikan pidato kunci dan berdiskusi dengan para investor dari Korea Selatan dalam acara Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations: Developing Closer Friendship and Stronger Partnership through Enhanced Sustainable Financing for Investment in Renewable Energy and Infrastructure Development. 

Indonesia dalam kesempatan ini menyampaikan berbagai agenda reformasi yang telah dijalankan serta terkait komitmen untuk terus mengakselerasi agenda perubahan iklim, salah satunya melalui program Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM). Implementasi dari komitmen tersebut ditunjukkan dengan pembentukan Country Platform ETM Indonesia yang diluncurkan pada saat Presidensi G20 Indonesia November 2022 lalu. (fms)