Bogor (30/09/2024) - Setelah tahun lalu diselenggarakan di Surabaya, tahun ini Kementerian Keuangan kembali menyelenggarakan acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) di IPB University, Bogor. Sekitar 700 peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, perwakilan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, serta perwakilan mitra pembangunan hadir memadati Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University.
Rangkaian acara Like It, yang merupakan kolaborasi dan sinergi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan, akan dilangsungkan hingga awal November mendatang. Acara tahunan Like It bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam, terutama kepada para generasi muda, bagaimana literasi keuangan berperan penting dalam membuat keputusan berinvestasi yang bijak dan berkelanjutan, serta untuk mengajak para generasi muda Indonesia menjadi investor ritel di dalam negeri.
“Literasi Keuangan dapat dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat”, ujar Yani Farida Aryani, Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal.
Yani menjelaskan lebih lanjut bahwa manfaat literasi keuangan adalah agar masyarakat Indonesia, khususnya para generasi Z ini, terhindar dari penipuan dan aktivitas-aktivitas keuangan yang ilegal. Literasi keuangan harus terus ditingkatkan, tak hanya berhenti pada taraf mengetahui jenis-jenis produk sektor keuangan seperti perbankan, dana pensiun, asuransi, pasar modal, dan pembiayaan.
“Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024, Indeks Literasi Keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,4%, sementara Indeks Inklusi Keuangan sebesar 75,02%. Ini menandakan masih ada beberapa masyarakat yang menggunakan jasa layanan keuangan namun belum mengetahui detail produknya, manfaatnya, dan risikonya”, ungkap Grani Ayuningtyas, Analis Senior Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan.
Lebih jauh, untuk generasi muda di rentang usia 18 hingga 25 tahun, pemahaman literasi keuangan mencapai 70%, sedangkan rate inklusinya di 79%. Acara Like It ini juga turut mengundang Brenda Andrina, Financial Content Creator, sebagai narasumber mewakili suara Generasi Z yang melek keuangan berbagi pengalaman dan pengetahuannya.
Sejumlah tantangan dalam peningkatan literasi keuangan masih membayangi Pemerintah dan otoritas, di antaranya: (i) masih terbatasnya akses edukasi keuangan, (ii) status ekonomi sosial yang berbeda, (iii) opsi investasi semakin kompleks, (iv) serta norma sosial dan budaya.
Talkshow ini juga menekankan pentingnya generasi muda Indonesia untuk turut berpartisipasi sebagai investor ritel. Investasi dapat menjadi diversifikasi sumber pendapatan dan membantu generasi muda membangun kekayaan dalam jangka panjang, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan hidupnya di masa tua nanti. Di samping itu, dengan menjadi investor di dalam negeri, generasi muda juga dapat turut berpartisipasi dalam mendukung pembiayaan perekonomian nasional. (fms)