Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal

Sinyal Penguatan Ekonomi

Tahun : 2017

Aktivitas perekonomian global pada triwulan pertama 2017 mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh indikator aktivitas perdagangan global yang meningkat seperti total perdagangan Tiongkok yang tumbuh sebesar 15,6 persen pada Maret 2017. Selain itu, peningkatan aktivitas ekonomi juga ditunjukkan oleh harga komoditas yang membaik serta Indeks Pembelian Manager untuk manufaktur yang berada di zona ekspansi. Perbaikan ekonomi global juga ditunjukkan oleh membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) dengan naiknya suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps pada Maret 2017. Secara umum, ekonomi global tahun 2017 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 3,5 persen di tahun 2017, membaik dibandingkan pertumbuhan di tahun 2016 yang sebesar 3,1 persen dan merupakan pertumbuhan terendah sejak krisis keuangan global. Meskipun prospek ekonomi global tahun 2017 diperkirakan membaik, namun masih dibayangi oleh beberapa ketidakpastian seperti arah kebijakan ekonomi di AS, serta kondisi geopolitik di beberapa kawasan.

Baca   Download

2016: Titik Balik Perekonomian Indonesia

Tahun : 2017

Tahun 2016 adalah tahun momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan kredibiltas kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan fiskal. Konsolidasi target penerimaan dan belanja menjadi langkah kunci di dalam mewujudkan APBN yang kredibel, realistis, dan menjadi fondasi yang kuat dalam formulasi APBN tahun-tahun berikutnya. Meskipun efisiensi belanja dilakukan, APBN tetap ekspansif dengan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur prioritas. Di samping, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga turut memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi. Koordinasi serta bauran kebijakan yang tepat antara pemerintah dan Bank Indonesia berperan optimal di dalam pengendalian harga yang tercermin dalam tingkat inflasi yang lebih terkendali.

Baca   Download

Sinergi Reformasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Tahun : 2016

Di tengah kinerja perekonomian global yang masih menghadapi berbagai risiko dan tantangan, Indonesia masih mampu berkembang secara positif. Beberapa tantangan dan risiko yang harus dihadapi di tataran global antara lain pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang diperkirakan melambat, harga komoditas yang mengalami perbaikan namun belum optimal, permintaan yang masih lemah yang antara lain disebabkan oleh proses rebalancing ekonomi di Tiongkok, serta adanya ketidakpastian yang masih tinggi karena gejolak geopolitik seperti Brexit dan arah kebijakan AS ke depan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga 2016 mampu mencapai 5,02 persen, lebih tinggi dibandingkan negara-negara kawasan. Selain itu, indikator-indikator ekonomi makro Indonesia yang lain juga cukup stabil dan terjaga.

Baca   Download

Memperkuat Kredibilitas Kebijakan Fiskal

Tahun : 2016

Pelaksanaan APBNP 2016 masih menghadapi tantangan walaupun tekanan fiskal sudah cenderung menurun. Keberhasilan program Amnesti Pajak pada tahap I mempunyai nilai strategis untuk memperkuat keberlanjutan fiskal. Namun demikian risiko ketidakpastian masih terasa walaupun tekanan terhadap ketahanan fiskal relatif menurun. Untuk itu pemerintah akan terus menjaga kewaspadaan serta terus berupaya agar arah dan strategi kebijakan baik pada sisi makro ekonomi, pendapatan, belanja maupun pembiayaan dapat berjalan sesuai ekspektasi.

Baca   Download

Menjaga Komitmen Reformasi untuk Pertumbuhan yang Berkelanjutan

Tahun : 2016

Pemulihan ekonomi dunia pada tahun 2016 diperkirakan masih belum signifikan. Dalam rilis WEO Juli 2016, IMF kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global, yakni dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen, tak berubah dari posisi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2015. Beberapa risiko yang masih membebani pemulihan ekonomi dunia antara lain adalah negara maju (AS) yang belum mencapai tingkat full employment, kebijakan rebalancing ekonomi Tiongkok, kombinasi harga komoditas yang moderat, serta lemahnya permintaan global yang menciptakan tekanan bagi negara pengekspor komoditas.

Baca   Download