Gelar Researcher Day 2019, Menkeu Berharap Kualitas Kebijakan BKF Makin Baik

Jakarta, (28/8): “You have the most luxurious job in Indonesia”, ujar Menkeu dalam Researcher Day 2019. Oleh karena itu, sebagai salah satu unit perumus kebijakan di Kemenkeu, BKF yang memiliki 35 peneliti di dalamnya diharapkan dapat memformulasikan kebijakan fiskal berkualitas yang berdampak besar pada ekonomi dan masyarakat Indonesia. Kebijakan yang disusun harus bisa meng-address tekanan eksternal yang saat ini terjadi seperti ketidakpastian dan pelemahan ekonomi global.

Kebijakan fiskal yang berkualitas dan kredibel diperoleh berdasarkan data yang akurat melalui riset dan metodologi yang tepat. Saat ini, menurut Kepala BKF, Suahasil Nazara, dalam perumusan kebijakan fiskal, BKF selalu menggunakan pendekatan berbasis riset (evidence based policy). Sehingga kebijakan yang dihasilkan kredibel karena didasari oleh telaah teori yang digabungkan dengan survey di lapangan.

Selain itu, sejak tiga tahun lalu, BKF senantiasa mendorong agar output yang dihasilkan peneliti di BKF makin baik. Caranya dengan mendorong lebih banyak peneliti untuk mempublikasikan kajiannya di jurnal baik nasional dan internasional, mengirimkan mereka ke konferensi ilmiah internasional dan mendorong peneliti untuk aktif menulis di berbagai media.

Melalui Researcher Day 2019, diharapkan peneliti di BKF dan stakeholder lain dapat memperoleh insight dari berbagai peneliti dan akademisi yang prominent di bidangnya untuk menggali tantangan dan peluang serta strategi dalam membuat kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas perekonomian nasional yang tidak hanya inklusif tetapi juga sustainable.

Selain menghasilkan kebijakan yang berkualitas, dalam kesempatan tersebut Menkeu juga mendorong agar BKF dapat melakukan advokasi kebijakan tidak hanya di level internal Kemenkeu, tetapi juga eksternal yang mencakup K/L lain, lembaga legislatif hingga masyarakat umum. Sehingga nantinya masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

Researcher Day 2019 merupakan event kerja sama antara BKF Kemenkeu dengan Australia Indonesia Institute - Department of Foreign Affairs and Trade, Universitas Padjadjaran, University of Sydney, dan Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO). Dalam acara ini juga diluncurkan aplikasi Indolab yang merupakan aplikasi untuk analisis input-output dengan kontribusi besar dari Futu Faturay, peneliti di BKF. Selain itu diluncurkan pula buku “Analisis Dampak Kebijakan Menggunakan Model Computable General Equilibrium (CGE)” karangan dua peneliti di BKF, Hidayat Amir dan Anda Nugroho.

Acara ini mendatangkan Janet Salem dari UNEP Asia and Pacific, Arnold Tukker dari Leiden University, dan Dr. Steven Kenway dari University of Queensland yang hadir mengisi plenary session bertajuk “Sustainability Development Goals” dengan moderator Peneliti BKF, Irwanda Wisnu Wardana. Sementara Talk Show dengan tema “New Indonesian Capital City” diisi oleh Tri Virgiyanti dari Bappenas; Prasetyoadi, Planning & Development Workshop; dan Achman Kemal Hidayat, Universitas Padjajaran yang dipandu oleh Peneliti Utama BKF, Syahrir Ika. (is/cs)