Pertajam Perumusan Kebijakan Fiskal di Tengah Pandemi, BKF Jadi Delegasi Indonesia di AFCDM+3

Jakarta (07/08) – Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu dan Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Aida Budiman menghadiri pertemuan ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFCDM+3) 2020 yang diselenggarakan secara virtual (05/08). 

Pertemuan AFCDM+3 terdiri dari dua sesi utama, yakni AFCDM+3 Formal Session dan AFCDM+3 Informal Session. Agenda yang dibahas dalam sesi formal adalah berbagai perkembangan inisiatif-inisiatif utama dalam forum ASEAN+3 Jalur Keuangan, yaitu: (i) Chiang Mai Initiatives Multilateralisation (CMIM); (ii) ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO); (iii) lima Study Group (SG) dalam Future Initiative (FI); serta (iv) Asian Bond Market Initiative (ABMI). 

“Terkait isu CMIM, kami mengapresiasi komitmen bersama untuk meningkatkan kesiapan operasional CMIM, serta kesepahaman dengan IMF mengenai pengembangan mekanisme kolaborasi antara CMIM dan AMRO sebagai Regional Financial Arrangement (RFA) dengan IMF. Perkembangan ini sangat penting dalam menjaga stabilitas kawasan, terlebih saat ini negara-negara di kawasan sedang menghadapi ketidaksabilan kondisi perekonomian akibat pandemic COVID-19,” ungkap Febrio.

Selanjutnya, pembahasan isu organisasi maupun tata kelola pada AMRO menjadi salah satu pembahasan rutin pada pertemuan AFCDM+3. Saat ini, AMRO tengah dalam proses peningkatan kapasitasnya sesuai Medium Term Implementation Plan (MTIP) dan peningkatan pemenuhan permintaan members ASEAN+3 atas surveillance service.

Adapun pembahasan mengenai Future Initiative merupakan tindak lanjut atas kesepakatan yang diambil para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 pada tahun 2019 untuk membentuk lima kelompok kajian (Study Groups—SG) dalam rangka menggali potensi pengembangan bentuk kerja sama baru forum AFMGM+3 di masa mendatang. Indonesia telah aktif tergabung kedalam empat study group dan fokus keikutsertaan Kementerian Keuangan adalah pada SG-2: pembiayaan infrastruktur di kawasan, dan SG-4: eksplorasi kerjasama untuk memitigasi dan adaptasi perubahan iklim (termasuk Southeast Asia Disaster Risk Insurance Facility/SEADRIF).  

Pada sesi informal para Deputi Keuangan dan Bank Sentral negara-negara anggota ASEAN+3 melakukan diskusi tematik terkait “Policy Strategy, Implementation and Space to Combat the COVID-19 pandemic". Seluruh anggota ASEAN+3 sepakat bahwa situasi pandemi COVID-19 saat ini sangat berimplikasi pada ketidakpastian keadaan perekonomian, dan memaksa setiap negara mengeluarkan extraordinary efforts untuk penyelamatan perkenomian dan stabilitas sistem keuangan.

Merespon kondisi terkini, pada kesempatan ini AMRO menyampaikan policy paper-nya yang berjudul “Policy Strategy, Implementation and Space to Combat the COVID-19 pandemic" yang berfokus pada analisis sejauh mana kebijakan fiskal dan moneter bisa digunakan dalam menjaga kestabilan dan memulihkan ekonomi.

Secara umum kajian AMRO menyampaikan kondisi ruang kebijakan (fiscal dan monetary space) negara-negara di kawasan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu ample, moderate dan limited. Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori ‘moderate’ baik untuk ruang kebijakan fiskal maupun moneter. Berdasarkan hasil kajian ini, AMRO menyampaikan usulan kebijakan fiskal, diantaranya: (i) stimulus fiskal sangat diperlukan secara signifikan; (ii) strategi belanja yang kuat perlu disusun dengan target yang baik (well-targetted) dan dengan rencana implementasi yang matang (swift implementation), (iii) arah kebijakan fiskal harus kredibel dengan target yang jelas untuk dapat kembali pada fiscal discipline sebelum terjadinya pandemi, dan (iv) pendalaman pasar keuangan.

Hasil dari pertemuan AFCDM+3 ini akan dilaporkan kepada ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM+3) yang akan diselenggarakan secara virtual pada tanggal 18 September 2020. (PKRB/fms)