BKF Ajak Mahasiswa PKN STAN Melek Kebijakan Fiskal

Jakarta (01/12): Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menggelar Webinar Hasil Kajian BKF dengan tema Dinamika Kerja Sama Regional dan Bilateral Guna Memajukan Ekonomi Nasional. Peserta webinar ini merupakan dosen serta mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN). Harapannya dengan adanya webinar ini, mahasiswa serta akademisi dari PKN STAN dapat belajar tentang kebijakan fiskal khususnya terkait kerja sama regional dan bilateral dalam rangka memajukan ekonomi.

“Semoga kegiatan kita pada pagi hari ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, memberikan pencerahan buat kita menjadi orang yang bisa berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi negara menjadi makmur, sejahtera dan berkeadila,” ujar Direktur PKN STAN Rahmadi Murwanto saat menyampaikan sambutan.

Indonesia aktif terlibat dalam forum kerjasama Internasional baik di level regional maupun bilateral dalam rangka ikut berkontribusi bagi tatanan dunia yang lebih baik dengan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai berbagai kebijakan ekonomi dan keuangan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral (PKRB) BKF Dian Lestari dalam keynote speech-nya.

Materi pertama dibawakan oleh Peneliti Utama PKRB Sigit Setiawan yakni kajian terkait Posisi Kepentingan dan Strategi Umum Indonesia untuk Isu Pembangunan Modal Manusia di Forum ASEAN +6. Sigit menyampaikan bahwa  Indonesia memiliki beragam kerja sama regional dan bilateral untuk pertemuan tingkat Menteri Keuangan. Diperlukan pemahaman posisi kepentingan Indonesia dalam isu-isu penting nasional untuk dibawa dalam forum tersebut. Salah satu isunya yaitu tantangan peningkatan human capital melalui kerja sama domestik dan kerja sama antar negara.

“Modal manusia yang tinggi terbentuk dari kumpulan besar manusia, bukan hanya segelintir elit manusia di suatu negara,” ujar Sigit.

Paparan berikutnya yakni terkait potensi pelaksanaan Dialog Kebijakan Indonesia – Negara-negara di Kawasan Afrika yang dijelaskan oleh Peneliti Utama PKRB Makmun. Makmun menjelaskan beberapa tantangan kerjasama ekonomi dengan negara-negara Afrika, antara lain masalah perjanjian kerjasama kepabeanan; adanya persepsi masyarakat Indonesia dan keamanan serta stabilitas politik di negara-negara Afrika; dan minimnya peran sektor swasta dalam aktivitas diplomasi ekonomi.

Narasumber lainnya yaitu Peneliti Madya PKRB Ragimun yang memaparkan kajian tentang Penguatan Daya Saing Produk Loser Sector dari Kerja Sama RCEP dan Peneliti Madya PKRB Adrianus Dwi Siswanto yang memaparkan kajian tentang Program Bantuan Asuransi Perumahan pada Wilayah Rawan Bencana.  (cs/aew)