Kementerian Keuangan kembali Gelar Indonesia Japan Working Group (JWG) 2021

Jakarta (10/03):   Kementerian Keuangan Indonesia melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) kembali menggelar Indonesia – Japan Working Group (JWG) secara virtual pada Rabu, 10 Maret 2021. Acara ini merupakan pertemuan tahunan yang telah diselenggarakan sejak 2013 sebagai wujud dari kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Jepang dalam berbagai bidang khususnya kebijakan ekonomi dan keuangan. 

Acara dibuka oleh Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral BKF Dian Lestari. Dalam sambutannya Dian menyampaikan pentingnya pertemuan ini, sebab Indonesia dan Jepang sedang berada di jalur yang sama, yakni untuk mencapai ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan, serta melewati tantangan pandemi COVID-19.

“Di tengah situasi saat ini, koordinasi dan kerja sama antar negara sangat diperlukan untuk mencegah krisis kesehatan yang lebih besar dan tekanan ekonomi yang lebih dalam,” ujar Dian.

Lebih lanjut, Dian menyampaikan bahwa dengan adanya perkembangan vaksin dan progres vaksinasi, Indonesia dan Jepang optimis dapat memperkuat pemulihan ekonomi dalam waktu dekat. Di Indonesia, ekonomi diperkirakan akan rebound dan tumbuh sebesar 5% pada tahun 2021. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengoptimalkan APBN sebagai instrumen fiskal untuk menggerakkan dan mendorong pemulihan kesehatan dan ekonomi.

“Komitmen ini tercermin pada APBN 2021 yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp699,43 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional,” ungkap Dian.

APBN 2021 juga dirancang untuk mendukung kembalinya ekonomi ke lintasan pertumbuhan jangka menengahnya sambil mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global. Lebih jauh, kebijakan fiskal memang diarahkan untuk bersifat ekspansif konsolidatif.

Selanjutnya, kedua belah pihak saling memaparkan update terkait perkembangan ekonomi makro, program pemulihan ekonomi, serta risiko dan peluang di masa depan. Mewakili  Indonesia, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan BKF, Adi Budiarso, menyampaikan bahwa setelah pandemi mereda, yang tentunya didukung oleh program vaksinasi, pemerintah akan berupaya memulihkan kembali sektor pariwisata. Selain itu, Adi juga menuturkan bahwa penting untuk memanfaatkan berbagai peluang di tengah perkembangan digitalisasi dan memperkuat kapasitas sektor keuangan untuk mendukung ekonomi.

Agenda lain dalam pertemuan ini membahas mengenai ASEAN+3, Financial Cooperation on Local Currency dan digitalisasi sektor keuangan. Diskusi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak dalam menghadapi berbagai tantangan di level nasional dan global, serta mempererat hubungan bilateral kedua negara. (cs)