Hadiri Spring Meetings IMF-WBG, Menkeu Cerita Soal Pemulihan Ekonomi hingga Aksi Perubahan Ikim

Jakarta (13/04):   Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri rangkaian International Monetary Fund-World Bank Group (IMF-WBG) Spring Meetings 2021 pada 5-11 April 2021. Pertemuan ini diselenggarakan secara virtual dan mengangkat tema “From Crisis to Resillience: Helping Countries Build a Green and Resilient Recovery”.

Spring Meetings ini terbagi menjadi beberapa agenda yang membahas topik-topik strategis seputar pembangunan internasional, pembiayaan, pemulihan ekonomi, vaksinasi, dan perubahan iklim. Dalam agenda Human Capital Ministrial Conclave pada tanggal 5 April 2021, Menteri Keuangan menjelaskan peran belanja pemerintah dalam menangani pandemi sekaligus mendorong pemulihan ekonomi. Pemerintah meningkatkan belanja khususnya untuk sektor kesehatan dan perlindungan sosial. Dilakukan juga refocussing anggaran untuk memastikan belanja tersebut benar-benar berkualitas dan tepat sasaran. Menkeu juga menekankan bahwa Indonesia concern pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

“Oleh karena itu, pemerintah memberikan subsidi kuota internet bagi siswa, mahasiswa, guru dan dosen serta memberikan diskon listrik bagi kelompok masyarakat tertentu,” jelas Menkeu.

Sementara itu, dalam agenda Coalition of Finance Ministers for Climate Action tanggal 6 April 2021, Menkeu selaku Co-chair Koalisi, mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan berbagai pilihan kebijakan, termasuk penetapan harga karbon, untuk menekan emisi serta untuk memacu pertumbuhan. Setiap negara memiliki tantangan masing-masing dalam penanganan isu perubahan iklim ini. 

“Negara yang melakukan reformasi, transformasi model bisnis, maupun mempromosikan proyek ramah lingkungan, sepatutnya mendapatkan dukungan dan menjadi contoh bagi negara-negara lainnya,” tutur Menkeu.

Pada agenda berikutnya, yakni Toronto Centre Executive Panel:Transitioning to Green Economy tanggal 7 April 2021, Menkeu menekankan perlunya mengarusutamakan instrumen pembiayaan hijau dalam sistem keuangan. Selain itu, lembaga keuangan perlu menerapkan manajemen risiko yang kuat, didukung informasi yang komprehensif untuk menilai risiko terkait iklim.

Dalam agenda dengan topik perubahan iklim dan pemulihan hijau, Menkeu menyerukan realisasi kewajiban dukungan internasional kepada negara-negara berkembang sebesar USD 100 miliar per tahun sebagaimana dimandatkan dalam UNFCCC dan Perjanjian Paris. Negara-negara berkembang juga didorong untuk mengembangkan sumber pembiayaan inovatif. Dalam menunjang inovasi ini, perlu dibangun mekanisme pasar dan harga global yang dapat merefleksikan nilai emisi karbon secara nyata sehingga produk inovasi keuangan negara-negara berkembang, seperti Obligasi Hijau Konvensional atau Syariah mendapatkan apresiasi dalam bentuk nilai harga yang tepat.

“Ketika kita berbicara tentang iklim, artinya kita berbicara masalah global, sehingga kerja sama multilateral sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini,” ujar Menkeu.

Spring Meetings IMF-WBG 2021 ini mempertemukan perwakilan seluruh negara anggota di dunia (total 189 negara anggota Bank Dunia dan 199 negara anggota IMF). Agenda lainnya pada pertemuan ini yaitu IMFC Early Warning Exercise, Bilateral Meeting, dan Development Committee Plenary Meeting. (cs)

Siaran pers terkait kehadiran Menteri Keuangan RI dalam Spring Meetings ini bisa diunduh dibawah ini. 

File Terkait:

Baca   Download