Vaksinasi yang Masif dan Agresif, Pemerintah Targetkan Rampung pada Q1 2022

Jakarta (29/04) – Pandemi COVID-19 membawa pukulan yang sangat keras untuk perekonomian seluruh negara di dunia. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu pada acara 6th Thee Kian Wie Lecture Series yang mengusung tema ‘Telaah Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi’ angkat bicara bagaimana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berperan penting sebagai instrumen Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Meskipun berada di tengah pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi global. Inilah yang dapat menjadi modal kita bahwa kita akan selalu resilience dan rise above the challenge,” ujar Febrio saat mengawali Keynote Speech mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pada dua bulan terakhir, Indonesia berhasil menjaga kasus harian COVID-19 di kategori cukup rendah secara konsisten. Lebih baik lagi jika kasus bisa terus ditekan di bawah 4,400 kasus harian (data per 25 april 2021).

“Vaksinasi masih terus dijalankan secara masif. Saat ini Indonesia menempati peringkat 9 di dunia sebagai negara dengan jumlah dosis vaksinasi COVID-19 yang telah diberikan. Agresif dan masifnya pelaksanaan vaksinasi ini untuk segera tercapainya herd immunity. Vaksinasi menjadi senjata utama untuk terus kita bisa dorong ekonomi. Harapannya dapat mencapai target pelaksaan vaksin di kuartal 2022 cukup rendah di 2 bulan terakhir,” lanjut Febrio.

Febrio melanjutkan bahwa nilai ekonomi nasional yang hilang akibat pandemi di tahun 2020 mencapai -Rp1,356 triliun (-8.8% PDB 2020). APBN sebagai instrumen countercycilical bekerja sangat keras, agresif namun tetap terukur. Belanja Kesehatan dianggarkan sebesar Rp 175,52 triliun (naik sebesar 181% untuk alokasi vaksinasi).

“Belanja negara sudah terealisir 510 triliun, bagaimana pemerintah bekerja keras sejak awal 2021 agar belanja pemerintah digenjot secepat mungkin sehingga dapat memberikan dampak maksimal pada perekonomian sejak kuartal 1 2021,” jelas Febrio.

Pemerintah juga mencanangkan ‘Game Changer 2021’ sebagai kerangka kebijakan pemulihan ekonomi 2021. Elemen pertama adalah intervensi Kesehatan yang mencakup vaksinasi gratis, himbauan 3M 3T, dan intervensi lainnya seperti fasilitas kesehtan dan Alat Pelindung Diri (APD). Elemen kedua adalal ‘Survival & Recovery Kit’ yang mencakup program perlindungan sosial dan menjaga kesinambungan bisnis. Elemen terakhir adalah reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja.

“Krisis memboyong kita pada reformasi. UU Cipta Kerja implementasinya akan dilanjutkan pada 2021, harapannya dapat lebih menarik lagi investasi. Tujuan utama UU Ciptaker adalah terjadinya kemudahan berusaha yang cepat, sehingga pelaku usaha bisa semakin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat,” tutup Febrio. (fms)