Juli 2021, Belanja Negara Tumbuh Signifikan dan Bermanfaat Langsung kepada Masyarakat

Jakarta (22/08): Kementerian Keuangan menggelar Konfrensi Pers APBN Kita pada Rabu, 25 Agustus 2021 secara virtual. Dalam paparannya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kasus Covid-19 secara global dalam 7 hari terakhir rata-rata adalah 648.000 kasus dan kasus harian Indonesia sebesar 16.800 kasus. 

Overall Indonesia sebagai negara dengan populasi besar, geografi yang sangat rumit, kita cukup bisa mengendalikan Covid-19 ini dibanding negara-negara yang ekonominya lebih maju dengan resource yang sangat besar. Kita berada di posisi dan hasil yang relatif baik,” ungkap Menkeu.

Menkeu menambahkan bahwa vaksin merupakan salah harapan untuk kita bisa hidup dimana pandemi masih berjalan namun keamanan dan keselamatan rakyat tetap bisa ditingkatkan dan kegiatan ekonomi bisa dilakukan. Indonesia termasuk 7 negara dengan kumulatif  vaksin tertinggi di dunia, dimana 91,11 juta vaksin sudah diberikan.

Sementara itu, dilihat dari sisi ekonomi, negara-negara G20 dan ASEAN mencatat rebound pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021. Tren positif berbagai indikator berlanjut hingga juli. Hal ini ditunjukkan dengan PMI Manufaktur Juli yang tumbuh 55,4. Di sisi perdagangan internasional juga terjadi pemulihan yang cukup solid dengan Baltic Dry Index Juli berada di level tinggi seiring perluasan re-opening. Harga komoditas masih dalam tren naik, termasuk di kelompok komoditas unggulan Indonesia seperti Batubara, Nikel dan CPO.

“Ini hal yang positif yang memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan ini juga merupakan tren positif bagi ekonomi dunia, namun varian delta yang menyebar di 148 negara berpotensi melemahkan beberapa tren rebound ini,” jelas Menkeu.

Sampai dengan Juli 2021, APBN melanjutkan kinerja yang baik. Belanja negara tumbuh signifikan sebesar 9,3% dengan realisasi mencapai Rp1.368,4 triliun. Pembiayaan investasi tumbuh 194% terutama untuk mendukung beberapa proyek-proyek strategis nasional. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungakapkan bahwa manfaat yang diberikan kepada masyarakat hingga akhir Juli 2021 antara lain berupa pengadaan vaksin 65,79 juta dosis senilai Rp11,7 Triliun, biaya perawatan pasien Covid-19 senilai Rp25,45 Triliun, BOS senilai Rp4,45 Triliun, dan bantuan pelaku usaha mikro sebesar Rp12,5 Triliun.

Disamping itu, dari sisi penerimaan negara, pajak sudah terealisasi sebear Rp647,7 Triliun atau 52,7% dari pagu (naik 7,6%), bea cukai sudah terealisasi Rp141,2 Triliun atau 65,7% (naik 29,5%), dan PNBP terealisasi Rp242,1 Triliun atau 81,2% (naik 15,8%).

“Dengan penerimaan negara yang mulai membaik, belanja negara kita tetap coba jaga,” tegas Menkeu.

Menkeu menyimpulkan bahwa langkah-langkah yang kita lakukan untuk memulihkan ekonomi dan menangani Covid-19 menunjukan hasil yang cukup baik. Meskipun kita menghadapi varian Delta sama dengan seluruh negara di dunia, kita mampu mengendalikan dan mengontrol lagi pada level yang cukup baik dan kita berharap trennya terus membaik. Sementara dari sisi pemulihan ekonomi, kita juga melihat adanya tren pemulihan ekonomi yang luar biasa untuk rebound dan recover terutama di kuartal II.

“Kita tentu harus melihat secara hati-hati, karena dampak dari varian delta dan PPKM akan baru terekam di bulan Agustus yang akan kita sampaikan pada konfrensi pers bulan depan,” ujar Menkeu. (cs)