Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Kinerja APBN pada Agustus 2021?

Jakarta (23/09): Kasus COVID-19 global sudah menurun meskipun memang sempat meningkat karena adanya varian Delta. Kewaspadaan masih harus dijaga karena mutasi virus terus memberikan tantangan. Varian Mu yang sudah menyebar di Amerika Latin dan Eropa masuk ke daftar variant of interest WHO telah menambah risiko baru.

“Kita sudah melewati masa puncak gelombang kedua COVID-19 dan sekarang ini bahkan kasus hariannya sudah di bawah 3000,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konfrensi Pers APBN KITA September 2021 yang ditayangkan secara virtual melalui kanal Youtube Kemenkeu RI.

Menkeu menyampaikan bahwa penurunan kasus yang dilakukan merupakan hasil dari langkah-langkah yang luar biasa yang dilakukan pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah seperti monitoring yang sangat-sangat detail di Jawa Bali dan luar Jawa Bali serta akselerasi vaksinasi. Indonesia termasuk negara yang sudah menembus 100 juta vaksinasi.

“Indonesia meskipun bukan produsen vaksin, namun tetap bisa mendapatkan akses vaksin. Hal ini merupakan langkah yang luar biasa penting untuk negara dengan penduduk besar dan geografi yang sangat besar,” jelas Menkeu.

Dengan adanya perkembangan yang cukup positif dari sisi COVID-19, dunia mulai menunjukkan perhatian terhadap aktivitas ekonomi. Meskipun demikian, di Amerika Serikat,  battle terhadap COVID-19 ini masih merupakan battle yang utama. Tren positif ekonomi global di berbagai indikator terus berlanjut. Hal ini ditunjukkan dengan PMI Manufaktur Agustus yang tumbuh sangat baik, mencapai 54,1. Vaksinasi yang tinggi menopang confidence re-opening di berbagai negara. Harga komoditas masih dalam tren naik, termasuk kelompok komoditas unggulan Indonesia seperti Batubara, Nikel, dan CPO.

Dari sisi domestik, aktivitas ekonomi berangsur membaik sejak Agustus 2021 dan diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun. Konsumsi masyarakat mulai menunjukkan tren positif, seiring dengan pelonggaran PPKM di sejumlah daerah. Kinerja produksi tetap resilient, didorong oleh ekspor yang naik signifikan pada Agustus 2021.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan bahwa sampai dengan Agustus 2021, APBN melanjutkan kinerja yang baik. Belanja negara dan pembiayaan investasi tumbuh signifikan dan bermanfaat langsung kepada masyarakat. Realisasi Belanja Negara mencapai Rp1.560,8 triliun (tumbuh 1,5%) dan pembiayaan investasi sebesar Rp187,1 triliun (tumbuh 127%).

Sementara itu, dari sisi penerimaan negara, pajak telah terealisasi sebesar Rp741,3 triliun (60,3% dari pagu), bea cukai terealisasi sebesar Rp215 triliun (73,5% dari pagu), dan PNBP terealisasi sebesar Rp299,1 triliun (93,1% dari pagu). Sehingga, defisit APBN adalah sebesar Rp383,2 triliun atau  2,32% dari PDB. (cs)