Jadi Guru Dadakan, Ini Pesan Kepala BKF untuk Pelajar SMA

Jakarta (09/11):  Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu mengajar di SMA 1 Pelabuhan Ratu secara virtual dalam rangka kegiatan Kemenkeu Mengajar. Pada kesempatan ini, Febrio menjelaskan strategi pemerintah dalam menghadapi COVID-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun di Indonesia. Febrio menyampaikan bahwa pandemi ini berdampak secara global. Dalam menghadapi pandemi ini, Indonesia tidak memilih salah satu antara kesehatan dan perekonomian, karena keduanya bukan hal yang terpisah dan sama-sama penting bagi masyarakat kita.

“Nyawa kita selamatkan, kesehatan kita jaga, perekonomian kita jaga agar orang bisa bekerja,” jelas Febrio kepada pelajar SMA.

Sebagai negara yang sudah relatif baik dalam penanganan pandemi. Indonesia juga menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menghadapi pandemi ini. Untuk membantu masyarakat saat pandemi, pemerintah memberikan bantuan antara lain seperti bantuan sosial tunai, bantuan sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), dan BLT Dana Desa. Untuk menjaga generasi muda tetap belajar, pemerintah juga memberikan subsidi kuota internet. Untuk memastikan tenaga kerja tetap produktif dan memiliki kompetensi tinggi, pemerintah memberikan bantuan subsidi gaji dan program kartu pra kerja. 

Sementara itu, dari sisi kesehatan, pemerintah memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan melalui insentif tenaga kesehatan. Pemerintah juga menjamin akses kesehatan masyarakat melalui Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN). Agar kesehatan terjamin dan ekonomi pulih, pemerintah melakukan vaksinasi. Saat ini, jika dilihat berdasarkan jumlah suntikan vaksin yang telah diberikan, Indonesia berada di peringkat ke 5 dunia.

“Inilah yang kita harapkan, kita bisa bersama-sama terus menjaga kesehatan kita, dan kalau ekonomi kita terjaga ekonomi kita bisa jalan, pedagang bisa jualan lagi, mall bisa buka lagi” terang Febrio.

Selain itu, pemerintah juga menjaga UMKM agar tetap bisa berjalan di tengah pandemi dengan memberikan Bantuan Produktif Usaha Mikro, subsidi bunga, penjaminan kredit UMKM dan instentif pajak.

“Walaupun kondisi sudah membaik, namun risiko masih tetap ada. Oleh karena itu masih ada PPKM di beberapa daerah. Kalaupun nanti ada varian baru, kita harus lebih siap lagi, tidak kaget lagi,” ujar Febrio.

Lebih lanjut, Febrio menjelaskan bahwa seluruh bantuan tersebut berasal dari APBN yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan negara berasal dari penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), penerimaan kepabeanan dan cukai dan hibah. Namun mayoritas pendapatan kita berasal dari pajak.

“Anda nanti akan bekerja dan berkontribusi bagi Indonesia, dengan semakin produktifnya teman-teman, selain menghasilkan lapangan pekerjaan bagi orang lain, teman-teman juga bisa berkontribusi dengan membayar pajak,” ujar Febrio.

Dalam kesempatan ini, Febrio menjelaskan juga mengenai Produk Domestik Bruto (PDB) yang dianalogikan sebagai semua penghasilan orang Indonesia dalam setahun yang dikumpulkan menjadi satu. Saat ini PDB Indonesia termasuk terbesar ke-16 di antara negara-negara dunia. Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh lebih cepat karena didominasi oleh generasi muda yang produktivitasnya tinggi. Oleh karena itu, Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045.

“Nanti di tahun 2045 kalian sudah menjadi pemimpin, baik di perusahaan maupun pemerintahan. Sekarang belajarlah dengan baik, kejarlah cita-cita anda, lebih baik lagi jika bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” pesan Febrio kepada para pelajar SMA. (cs)