Menangkap Peluang yang Muncul untuk Mempercepat Transformasi Ekonomi

Jakarta (01/12) – AIFED Ke-10 yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal pada hari pertama juga menghadirkan Product Session 2: Seizing Emerging Opportunities to Accelerate Economic Transformation.

“Indonesia memiliki tantangan terkait dengan ketergantungan yang besar pada sumber daya alam, dimana kondisi ini akan sangat sensitif dengan berbagai guncangan seperti volatilitas harga komoditas dan tren proteksionisme yang dalam beberapa waktu terakhir terus berkembang. Desain strategi pertumbuhan harus mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki Indonesia (mencakup empat aspek yaitu modal fisik, SDM, SDA, dan sosial), di mana Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan keempat aspek modal tersebut,” jelas David Nellor, Direktur PROSPERA.

David melanjutkan bahwa pandemi global mendorong peluang investasi baru yang berdampak terhadap arah pembangunan dan kebijakan, diantaranya peningkatan valuasi SDA, penurunan harga energi terbarukan, automasi dan digitalisasi, urbanisasi, dan demografi. Indonesia dapat menangkap peluang tersebut dengan mendorong kewirausahaan, menciptakan kota yang produktif, mendorong hilirisasi SDA, meningkatkan kapasitas kesehatan, serta  mendorong transisi baru dan terbarukan (EBT). Pilihan kebijakan dan strategi yang tepat akan sangat menentukan dalam keberhasilan dalam mewujudkan visi Indonesia 2045.

Sesi kedua diakhiri dengan pemaparan dari Ridha Wirakusumah, CEO Indonesia Investment Authority, yang menyatakan pandangannya terkait kebutuhan investasi Indonesia yang masih sangat besar khususnya pada proyek infrastruktur.

“Hal ini kemudian mendorong pendirian INA yang bertujuan untuk membantu menarik pembiayaan investasi dari investor global dalam kerangka Sovereign Wealth Fund (SWF). Kerangka SWF ini merupakan best practice yang telah banyak diterapkan di berbagai negara,” jelas Ridha.

RIdho melanjutkan bahwa sektor yang menjadi prioritas investasi adalah yang terkait dengan pembangunan infrastruktur dikarenakan supply infrastruktur di Indonesia yang masih relatif terbatas. Lebih dari 50 proyek investasi yang saat ini sedang dievaluasi oleh INA mencakup berbagai sektor kunci diantaranya pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, fasilitas kesehatan, infrastruktur digital, energi baru dan terbarukan (EBT), dan kawasan industri dan diharapkan dapat mendorong daya saing perekonomian dan mempercepat reformasi struktural Indonesia.

Forum AIFED hari pertama diakhiri dengan Leader’s Podcast: Fiscal Policy Dynamics to 2045 yang menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai narasumber bersama dengan Gita Wirjawan (Endgame).

Sesi ini membahas terkait berbaai topik mulai dari episode perjalanan karir Sri Mulyani, pengalaman Indonesia menghadapi berbagai krisis, dampak pandemi COVID-19 dan dinamika pengambilan kebijakan fiskal yang tetap bijak dan inovatif selama pandemi, pentingnya aspek teknologi dan perhatian terhadap perubahan iklim demi pembangunan berkelanjutan, pengarusutamaan gender, dan tentunya langkah menuju Indonesia Emas 2045.

“APBN menjadi instrumen kunci untuk menyelamatkan negara dan ekonomi di saat krisis pandemi COVID-19. Di dalam memformulasikan suatu kebijakan, pembuat kebijakan selalu dihadapkan dengan pilihan sulit untuk mencari timing dan dosis yang tepat, di mana hal tersebut merupakan pekerjaan yang paling menantang bagi pembuat kebijakan. Untuk membuat menjadi Indonesia yang ‘keren’ di 2045, kita harus menjaga stabilitas politik, keterbukaan, demokrasi, check and balance, dan kritik yang konstruktif. Reformasi juga tetap dijalankan untuk membuat Pemerintah menjadi bersih, efisien, akuntabel, dan melayani,” tutup Sri Mulyani. (fms)