Tak Hanya Mantan Yang Tinggalkan Luka di Hati, Scarring Effect Hadir Akibat Pandemi

Jakarta (9/3) - Mengatasi scarring effect merupakan salah satu fokus agenda utama jalur keuangan Presidensi G20 Indonesia untuk memastikan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Dalam rangka menyambut Framework Working Group Seminar, Bank Indonesia menyelenggarakan Seminar G20 ‘Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth’ dimana Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberikan pidato kunci.

"G20 akan memainkan peranan penting untuk mendiskusikan upaya mengatasi masalah scarring effect dengan mengkalibrasi kebijakan meningkatkan produktivitas, promosi investasi, memperkuat pasar tenaga kerja, dan mendukung realokasi modal," ujar Perry.

Menurut Perry, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota G20 sepakat setidaknya ada empat langkah prioritas untuk mengatasi masalah scaring effect, diantaranya:

Pertama, Mengatasi masalah realokasi tenaga kerja dengan mendukung pengembangan kualitas pekerja dan menangani persoalan pengangguran. G20 juga mendorong perusahaan menata ulang kerangka bisnis, struktur keuangan, dan manajemen.

Kedua, G20 akan mendorong realokasi modal untuk mengatasi masalah stagnasi dari sisi produksi dan operasional, serta mendorong investasi guna meningkatkan produktivitas.

Ketiga, G20 mendorong penguatan sistem kesehatan lewat kesiapsiagaan pandemi berikutnya. Dan yang keempat, memanfaatkan teknologi dengan meningkatkan inklusi digital, termasuk meningkatkan literasi digital.

Seminar ini juga mendiskusikan secara terbuka bagaimana scarring effect dan kaitannya dengan peran kebijakan fiskal. Selain itu ada dua sesi diskusi terkait ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan kaitannya dengan produktivitas; serta tentang bagaimana Pemerintah memulihkan sektor-sektor yang terdampak hebat akibat pandemi.

Para panelis yang hadir pada seminar ini diantaranya: Sweta Saxena, Chief Macro Policy & Financing for Development UN ESCAP Bangkok; Dr. Hoe Ee Khor, Chief Economist AMRO; Sangheon Lee, Director Employment Policy Department ILO, Eric Berglof, Chief Economist Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB); Andreas Schleicher, Director for the Directorate of Education and Skills OECD; Serhan Cevik and Gonzalo Salinas, IMF; dan Gian Maria Milesi-Ferretti, Brookings Institution. (fms)