Pemerintah Indonesia – Australia Terus Berkomitmen Percepat Transformasi Ekonomi

Jakarta, 29/05/2023 – Indonesia-Australia High Level Policy Dialogue (HLPD) kembali diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan bekerjasama dengan Pemerintah Australia dan Australian National University. Tahun ini HLPD mengusung tema ‘Accelerating Economic Transformation to Enhance Indonesia’s Resilience and Boost Indonesia’s Economic Growth’, yang fokus pada dua isu utama, yakni: optimalisasi bauran kebijakan untuk merespon tantangan perekonomian jangka pendek, serta akselerasi transformasi ekonomi dan reformasi struktural untuk mendukung rencana pembangunan jangka panjang. Hadir pada acara ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang didampingi jajaran pimpinan Kementerian Keuangan termasuk Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu. Sejumlah perwakilan Kementerian/Lembaga (K/L) dan BUMN/BLU turut serta sebagai peserta, juga sejumlah perwakilan universitas, akademisi, dan lembaga think tank.

Indonesia-Australia HLPD merupakan dialog strategis mengenai perkembangan terkini kondisi ekonomi global dan domestik. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006, HLPD merupakan dialog informal antara Kementerian Keuangan Indonesia dan Lembaga penelitian Australia yang melibatkan jajaran Pemerintah dan akademisi dari kedua negara. HLPD terakhir diadakan pada tahun 2019 akibat imbas pandemi COVID-19. Hasil dari HLPD akan menjadi masukan berharga bagi Kementerian Keuangan Indonesia, baik dalam mengantisipasi situasi ekonomi terkini maupun dan menjalankan kebijakan pembangunan jangka menengah-panjang.

“Diskusi kita pada hari ini akan berfokus pada empat topik utama: (i) Koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter di tengah geoeconomic fragmentation; (ii) Koordinasi fiskal Pusat-Daerah dan dampaknya pada pelayanan publik; (iii) Strategi revitalisasi industrialisasi di Indonesia; serta (iv) Peluang dan tantangan Transisi Energi”, ungkap Febrio Kacaribu saat menyampaikan kata sambutan.

Terdapat dua sesi diskusi utama yang berlangsung pada HLPD ini. Sesi 1 ‘Koordinasi Kebijakan Ekonomi Makro Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Lingkungan secara Global’ menghadirkan pembicara M. Chatib Basri dari Universitas Indonesia dan Blane Lewis dari Australian National University, dan diskusi dipimpin langsung oleh Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Regional. Berlanjut kepada Sesi 2 ‘Rekalibrasi & Akselerasi Transformasi Ekonomi Indonesia’ yang dipandu langsung oleh Arianto Patunru dari Australian National University. Pembicara pada sesi 2 ini adalah Haryo Aswicahyono dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Budy Resosudarmo dari Australian National University.

“Saat ini, Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mengkalibrasi ulang dan mempercepat transformasi ekonominya, memungkinkan negara untuk memanfaatkan peluang dalam mendiversifikasi ekonominya, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat daya saing globalnya. Percepatan transformasi ekonomi ini membutuhkan pelaksanaan strategi industrialisasi yang kuat, dan secara bersamaan mempertimbangkan transisi menuju kerangka ekonomi yang lebih berkelanjutan”, lanjut Febrio.

“Saat ini, kebijakan Pemerintah perlu untuk tidak hanya mempertimbangkan aspek teknokratik saja, namun juga memperhatikan ekspektasi tinggi masyarakat kepada Pemerintah, yang selalu meningkat dari waktu ke waktu. Pemerintah harus selalu bergerak cepat dan tepat dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan hal ini bukan merupakan situasi yang mudah. Melalui diskusi-diskusi pada HLPD ini, saya mendorong tidak hanya diskusi terkait ide, visi, dan inspirasi  dari seluruh peserta, melainkan juga bagaimana menurunkan ide-ide besar tersebut menjadi aksi-aksi nyata ke depannya”, papar Menkeu Sri Mulyani saat menyampaikan pidato kuncinya.

Sri Mulyani juga menyebutkan bagaimana hubungan baiknya dengan Australian Treasurer memberikan peluang untuk berbagi dan berdiskusi terkait  praktik kebijakan-kebijakan publik terbaik yang diimplementasikan di kedua negara. Ia berharap HLPD kali ini dapat mengatasi banyak isu di Indonesia dan menciptakan platform yang efektif dan produktif. (fms)