Kepala BKF Jelaskan Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024

Jakarta (31/05/2023) – Di tengah berbagai gejolak global, Indonesia menjadi salah satu “bright spot” yang mampu menunjukan performa ekonomi yang cukup resilien. Dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap kondisi ekonomi Indonesia dan upaya strategis yang akan dilaksanakan pemerintah dalam menghadapi tahun 2024, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menggelar taklimat media “Tanya BKF: Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024” pada Rabu, 31 Mei 2023 di Aula R.M Notohamiprodjo yang dihadiri oleh 40 wartawan dari berbagai media.

Acara ini menghadirkan dua narasumber yang mumpuni, yakni Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu dan Kepala Ekonom BCA David Sumual. Pada kesempatannya, Febrio menyampaikan update mengenai Dinamika dan Tantangan Perekonomian Global, Kinerja Perekonomian Domestik dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2024. Febrio mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia termasuk kuat di tengah berbagai gejolak ekonomi. Indonesia, Tiongkok dan India menjadi negara yang ekonominya tumbuh konsisten di atas pertumbuhan global. Meskipun demikian, Febrio juga menyampaikan bahwa ke depannya Indonesia akan dihadapkan dengan berbagai tantangan antara lain yaitu tensi geopolotik, pandemi, perubahan iklim dan digitalisasi. 

“Perubahan iklim dan digitalisasi ini menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang bagi kita. Saat ini kita punya peluang lagi untuk ekosistem elektronik, digital dan otomotif khususnya electric vehicles,” ujar Febrio.

Lebih lanjut, Febrio membahas mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami tren pemulihan yang berlanjut, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh di atas 5% dalam 6 kuartal berturut-turut. Selain itu, Indonesia juga berhasil menurunkan inflasi dengan cepat. 

Sementara itu, terkait arah kebijakan fiskal tahun 2024, Febrio menjelaskan bahwa Kebijakan Fiskal diarahkan untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi, dengan mengusung tema kebijakan fiskal 2024, yaitu Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.

“Tahun depan dengan kebijakan yang terus konsisten dan kita konsolidasi, kita berharap bisa mengelola perekonomi dengan baik, peluang yang ada kita manfaatkan sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi, yakni di 5,3-5,7%,” jelas Febrio. 

Guna mempercepat transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Maju 2045, Febrio mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki fokus kebijakan jangka pendek yaitu pengendalian inflasi, penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting dan peningkatan investasi. Sementara fokus kebijakan menengah-panjang yaitu human capital gap, infrastructure gap dan institutional gap. (cs)