Pemerintah dan DPR Sepakati Laporan Perekonomian Indonesia Semester I dan Prognosis Semester II Tahun 2019

Jakarta (22/7) – Setelah minggu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewakili Pemerintah menyampaikan hasil kinerja perekonomian Indonesia semester I tahun 2019, hari ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diwakili oleh anggota fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Iskandar D. Syaichu menyampaikan Kesimpulan Pembahasan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2019. Dalam rapat kerja kali ini yang bertempat di Ruang Rapat Badan Anggaran Gedung Nusantara II DPR (22/7), pemerintah dan DPR sepakat menilai kinerja perekonomian Indonesia pada Semester I 2019 positif.

“Perekonomian Indonesia pada semester pertama 2019 masih menunjukkan momentum positif di tengah gejolak perekonomian global. Tren harga komoditas dunia relatif lebih rendah dibanding tahun 2018, meskipun terdapat risiko tekanan dari sisi geopolitik yang berpotensi meningkat”, ungkap Iskandar pada pembukaannya.

Namun secara umum, sampai dengan paruh pertama tahun 2019, risiko deviasi antara realisasi dan asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan dalam APBN 2019 relatif tidak signifikan dan masih dapat dimitigasi dengan baik. Melihat kondisi tersebut dan prospek ke depan, pemerintah tetap optimis bahwa perekonomian Indonesia masih akan tetap terjaga selama tahun 2019, sekaligus sebagai pijakan penyusunan rencana pembangunan dan kebijakan fiskal atahun 2020.

“Pencapaian kinerja perekonomian Indonesia hingga semester I tahun 2019 diantaranya: pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 5,1%, tingkat inflasi mencapai 3,3% (yoy), rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp14.197/USD, rata-rata suku bunga SPN 3 bulan mencapai 5,8%, harga minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai US$63/barel, lifting minyak dan gas bumi masing-masing mencapai 755.000 barel/hari dan 1.054.000 barel setara minyak/hari”, lanjut Iskandar.

Realisasi pendapatan negara pada semester I 2019 ini telah mencapai Rp898,8 triliun atau dengan kata lain telah mencapai 41,5% dari target APBN 2019. Realisasi belanja negara mencapai Rp1.034,5 triliun atau 42% dari pagu APBN 2019, relatif sama jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 42,5%. Dengan berbagai perkembangan ini, defisit anggaran dapat dijaga pada kisaran 0,84% terhadap PDB yang mana lebih tinggi dari defisit pada semester I 2018 sebesar 0,75% terhadap PDB. Sejalan dengan hal tersebut, pembiayaan anggaran mencapai Rp175,3 triliun, menurun 0,5% dari pembiayaan di tahun 2018.

Sementar itu, untuk prognosis semester II 2019 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 5,2%, tingkat inflasi sepanjang tahun 2019 diperkirakan dapat terkendali pada tingkat 3,1% (yoy), nilai tukar rupiah diperkirakan dapat dijaga lebih rendah dibanding asumsi dalam APBN 2019, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan mencapai 5,6%, ICP diperkirakan tetap stabil pada kisaran US$63/barel, lifting minyak bumi diperkirakan sebesar 753.000 barel/hari, serta lifting gas bumi diperkirakan meningkat menjadi 1.090.000 barel/hari.

Sedangkan prognosis pendapatan negara semester II mencapai Rp1.132,0 triliun atau 52,3% terhadap target dalam APBN 2019. Prognosis belanja negara semester II mencapai Rp1.307,1 triliun atau 53,1% terhadap pagu dalam APBN 2019. Sehingga, prognosis defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp175,1 triliun atau sekitar 1,09% terhadap PDB.

Menanggapi kesimpulan tersebut, Sri Mulyani berterima kasih atas kesimpulan yang sudah akurat dan sesuai dengan realisasi kinerja perekonomian Indonesia pada semester I 2019. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pada kesempatan yang sama, menyampaikan pencapaian BI yang berhasil menekan suku bunga dan dengan tingkat inflasi yang rendah. Hal tersebut dikatakan Perry sebagai ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif dan lebih terbuka ke depannya. (fm/cs)