Menkeu Serukan Kolaborasi Solusi Hadapi Tantangan Ekonomi Global di IMF-WBG Spring Meetings

Jakarta, 22 April 2024 – Menteri Keuangan (Menkeu), , sebagai Gubernur Bank Dunia dan Alternate Governor IMF untuk Indonesia dan delegasi hadir pada Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Kelompok Bank Dunia Tahun 2024 (2024 IMF-WBG Spring Meetings) di Washington DC, Amerika Serikat pada 15 - 20 April lalu dengan tema Vision to Impact yang berfokus pada isu-isu pembangunan internasional, manajemen utang, pemulihan ekonomi, dan iklim. Menkeu  juga menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG). Menkeu  bersama perwakilan negara anggota dan undangan Forum G20 Presidensi Brasil ini membahas upaya kolektif untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengatasi tantangan global saat ini.

Mengawali kegiatan dengan menghadiri high-level event “Navigating the Mid-transition Period of The Low Carbon Shift” yang digagas Brookings Institute, Menkeu  mengatakan bahwa proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks, serta peran Kemenkeu untuk Menyusun kerangka kebijakan. Selanjutnya, Menkeu juga turut berpartisipasi dalam diskusi panel “Unleashing the Power of Digital Transformation to Enhance Connectivity in ASEAN”. Dalam diskusi tersebut, Menkeu  membahas ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi digital di ASEAN hingga mencapai USD 2 triliun pada 2030. 

Pada pertemuan “Ministerial Meeting of the Coalition of Finance Ministers for Climate Actions (CFMCA)”, Menkeu RI, yang memimpin koalisi bersama Menteri Keuangan Belanda menyampaikan beberapa isu utama antara lain peran Kementerian Keuangan dalam mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) serta upaya untuk mobilisasi pasar global guna membiayai transisi energi. 

Selanjutnya, dalam forum "Transforming Challenge into Action: Expanding Health Coverage for All”, Menkeu menyampaikan bahwa terkait cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC), Kemenkeu berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui belanja pendidikan dan kesehatan. Investasi pada pendidikan dan kesehatan harus dilakukan sejak dini, terutama untuk Indonesia dengan dividen demografi. 

Dalam berbagai agenda utama pertemuan seperti “International Monetary and Financial Committee Early Warning Exercise (EWE)”, Menkeu  mengatakan bahwa peningkatan tensi geopolitik yang terjadi saat ini telah menciptakan lanskap ekonomi global yang kompleks. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan mengalami tekanan, terutama diakibatkan kenaikan suku bunga yang meningkatkan biaya pinjaman. Disamping itu, tekanan terhadap utang, terutama di negara-negara berkembang dan berpendapatan rendah, akan semakin diperparah dengan peningkatan arus modal keluar dan depresiasi nilai tukar. Lebih lanjut, dinamika politik global berpotensi meningkatkan instabilitas sosial politik. Dalam pertemuan tersebut, Menkeu menekankan kepada para pembuat kebijakan akan pentingnya menyusun kebijakan dengan penuh kehati-hatian sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kepercayaan ekonomi.

Selanjutnya pada agenda “International Monetary and Financial Committee Breakfast Meeting”, Menkeu  mengingatkan akan pentingnya mengelola keterbatasan ruang fiskal di tengah kenaikan belanja sosial dan manajemen utang. Menkeu  menyerukan empat prioritas strategis antara lain mendorong persatuan global yang damai dan resolusi bersama, menyediakan dukungan fiskal kepada yang membutuhkan, menjaga stabilitas makroekonomi, dan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. 

Agenda utama lainnya yang dihadiri oleh Menkeu  adalah “Development Committee Meeting”. Dalam kegiatan tersebut, Menkeu  menyambut baik kemajuan yang dicapai menuju terciptanya Grup Bank Dunia (WBG) yang lebih besar, lebih baik dan lebih berani (bigger, better, bolder) melalui Peta Jalan Evolusi Grup Bank Dunia (World Bank Group Evolution Roadmap). Menkeu  menyampaikan bahwa Bank Dunia harus lebih percaya diri untuk menetapkan target ambisius untuk evolution deliverables pada fase berikutnya. Bank Dunia dan IMF harus mempertahankan momentum reformasi dan memastikan reformasi tersebut menghasilkan peluang nyata bagi negara-negara emerging market dan negara berkembang. Harapan besar disampaikan Menkeu  untuk implementasi Global Challenges Programs dan Knowledge Compact yang mengutamakan kebutuhan dan kondisi klien. Satu hal besar yang disoroti secara kuat oleh Menkeu  yaitu pricing (cost of borrowing) Bank Dunia yang terlalu mahal dibandingkan MDBs sejawat lainnya saat ini. Selain itu, disinggung juga mengenai pentingnya penambahan kapasitas keuangan Bank Dunia dan penguatan kepentingan dan keterwakilan anggota. Menkeu  menyampaikan keyakinannya bahwa peningkatan modal yang sejalan dengan reviu kepemilikan saham, akan memperkuat legitimasi dan tata kelola Bank Dunia di saat lembaga-lembaga global tepercaya sangat dibutuhkan keberadaannya.

Terakhir, Menkeu  menghadiri pertemuan IMF Fiscal Forum sebagai panelis bersama dengan Menkeu Chile, Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF dan Wakil EU. Dalam kesempatan tersebut Menkeu  menyampaikan efektivitas sekaligus tantangan dalam mempertahankan kedisiplinan fiskal di Indonesia. Pengalaman yang dibagi Menkeu  sangat diapresiasi oleh audiens maupun panelis lainnya karena memberikan contoh dan menawarkan solusi yang konkret bagi dilema antara fleksibilitas dan kredibilitas dalam kebijakan fiskal. 

Pertemuan Musim Semi IMF-WBG 2024 ditutup dengan ekspektasi yang tinggi dan semangat kolaboratif. Diharapkan pertemuan tersebut dapat berkontribusi secara signifikan dalam merumuskan solusi-solusi untuk tantangan global yang sedang dihadapi.