Kepala BKF Sampaikan Update Perekonomian dalam Acara Economic Dialogue

Jakarta (01/08) – Menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah peningkatan volatilitas global masih menjadi salah satu fokus utama pemerintah tahun 2019. Siang ini Badan Kebijakan Fiskal kembali menyelenggarakan Dialog Ekonomi yang bertajuk ‘Resilience Amidst Increasing Global Uncertainties’. Menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Chief Economist for East Asia and Pacific Region Andrew Mason, acara ini dihadiri oleh lebih dari 120 peserta.

“Tahun 2019 masih menjadi tantangan bagi perekonomian dunia mengingat tahun 2018 menjadi tahun dimana terjadi fluktuasi perekonomian dunia. Beberapa negara mengalami krisis ekonomi, misalnya Argentina”, buka Sri Mulyani.

Tantangan dalam mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ini terkait dengan defisit transaksi berjalan dan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Pemerintah akan memformulasi kebijakan yang tepat untuk menggunakan anggaran negara yang lebih efektif, meningkatkan produktivitas, serta mendorong investasi.

“Pertumbuhan 5% dapat dicapai setiap tahunnya, tapi Indonesia tidak senang dengan angka pertumbuhan ini. Bagaimana cara kita mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi? Cara pertama adalah dengan mendorong pembangunan infrastruktur”, ungkap Suahasil saat mempresentasikan perkembangan terkini ekonomi, keuangan, dan kebijakan fiskal.

Serupa dengan pernyataan Suahasil di awal, Andry Asmoro, Ekonom di Bank Mandiri menyatakan bahwa terkait pertumbuhan ekonomi, infrastruktur adalah agenda yang sangat penting. Khususnya, bagaimana Pemerintah Indonesia dapat mengintegrasikan infrastruktur domestik dan regional dengan baik.

Sementara itu, Andrew Mason menyampaikan sebuah laporan yang berjudul ‘A Resurgent East Asia: Navigating a Changing World’ terkait perekonomian di wilayah Asia dan bersifat jangka menengah. Dalam 25 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di Asia sangat luar biasa. Pertumbuhan ini berdampak pada penurunan tingkat pengangguran penduduknya.

“Di antara negara-negara Asia lainnya, Indonesia relatif masih memiliki tantangan di beberapa area terkait inovasi, seperti institusi dan kepuasan pasar. Selain itu, akuntabilitas sangat diperlukan agar reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik”, jelas Andrew.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan tiga narasumber: Suahasil Nazara, Andrew Mason, dan Andry Asmoro. Diskusi dimoderatori oleh Ekonom di World Bank, Dhruv Sharma.

Pada acara ini turut diluncurkan Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal (TEKF) edisi kedua tahun 2019. TEKF merupakan terbitan per kuartal yang berisi analisis mendalam kebijakan berbasis riset mengenai perekonomian Indonesia. Dan untuk pertama kalinya TEKF diterbitkan dalam dua Bahasa, Indonesia dan Inggris. (fms/is)