Kementerian Keuangan dan Australian Treasury Kembali Adakan Dialog Kebijakan Ekonomi

Canberra, Australia (07/02) - Setelah sempat tertunda, Kementerian Keuangan dan Australian Treasury kembali mengadakan dialog kebijakan ekonomi (Economic Policy Dialogue – EPD). Pada dialog kali ini, terdapat empat isu pokok yang menjadi topik bahasan, yakni kebijakan ekonomi makro, peningkatan kualitas belanja khususnya untuk Sumber Daya Manusia (SDM), laporan lintas generasi (intergenerational report), dan pengelolaan big data.

Setelah berbagi pandangan tentang ekonomi makro nasional dan isu-isu internasional, delegasi kedua belah pihak menyimpulkan bahwa ancaman volatilitas ekonomi global tetap besar. Baik perwakilan Kementerian Keuangan maupun Australian Treasury memahami bahwa kedua negara telah berupaya menjaga fundamental ekonomi di tengah ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok, maupun ketegangan geo-politik lain yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.

Mengenai peningkatan kualitas belanja (quality spending) untuk SDM, kedua belah pihak membahas tentang bagaimana upaya mengembangkan dan menerapkan strategi belanja yang tepat untuk meningkatkan kualitas SDM. Sebagaimana disajikan dalam sesi kedua dialog, reformasi belanja anggaran adalah salah satu strategi dalam meningkatkan SDM dengan cara menggeser belanja konsumtif menjadi belanja produktif untuk pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial. Dialog memberikan banyak masukan bagi delegasi Kementerian Keuangan, khususnya bagaimana mendorong sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengembangan SDM.

Delegasi Kementerian Keuangan juga belajar dari Australia tentang bagaimana menyusun laporan lintas generasi (intergenerational report) untuk menyiapkan rencana jangka panjang yang selaras dengan tantangan dan peluang demografis suatu negara. Dalam kaitan ini, kedua belah pihak sepakat bahwa mengidentifikasi pemangku kepentingan yang relevan adalah bagian terpenting dalam mengembangkan intergenerational report karena mencakup proyeksi kompleks yang membutuhkan partisipasi yang kuat dari berbagai pihak.

Di akhir dialog, kedua belah pihak bertukar pengetahuan dan pengalaman mengenai masalah pengelolaan big data dan bagaimana hal tersebut dapat dioptimalkan untuk mendukung produktivitas. Selain membahas aspek ekonominya, kedua pihak juga mendiskusikan komitmen komunitas global dalam pengelolaan data mengingat sifatnya yang dapat bergerak melintasi wilayah. (xo)