Ini Upaya Pemerintah Antisipasi Dampak Virus Corona ke Ekonomi RI

Jakarta (13/02) – Berjangkitnya wabah virus corona tampaknya juga berdampak terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif dan responsif untuk menangani dampak wabah virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Dampak virus corona ke perekonomian dipantau dari tiga aspek, yaitu lalu lintas orang (wisatawan), lalu lintas barang dan lalu lintas uang.

“Yang perlu kita cermati adalah kita harus bisa memisahkan mana yang memang sebuah siklus dan mana yang merupakan dampak dari wabah virus corona ini,” ujar Edi Pambudi, Staf Ahli Kemenko Perekonomian dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2020).

Raden Kurleni Ukar atau Nike, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa pariwisata menjadi aspek yang paling terdampak dari adanya wabah virus corona ini. Saat ini terjadi pengurangan turis dari Tiongkok dan Singapura serta beberapa wisatawan negara lain pun lebih memilih berlibur di negaranya sendiri.

“Dalam menghadapi dampak virus corona, Kementerian Pariwisata saat ini sedang mencari strategi untuk membuka pasar wisata baru, berkoordinasi dengan maskapai dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk meluncurkan paket-paket insentif yang bisa diberikan kepada industri pariwisata,” ujar Nike.

Dari sisi aliran barang, Syarif Hidayat, Direktur Kepabeanan Internasional Dan Antar Lembaga, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa dibandingkan Februari tahun 2019, terjadi penurunan pengiriman barang dari Tiongkok ke Indonesia, terutama di empat pelabuhan besar.  

Selanjutnya, Arif Baharudin, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan mengatakan bahwa aliran barang saat ini memang ada penurunan, namun belum dipastikan penyebabnya karena imlek atau karena wabah virus corona dan saat ini pemerintah masih akan terus memantau.

Arif kemudian menjelaskan beberapa langkah antisipatif dan responsif untuk menghadapi efek dari wabah virus corona ini, antara lain dengan cara mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, terutama belanja bantuan sosial (seperti PKH dan kesehatan) serta belanja non operasional; mendorong pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas (Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika); mendorong belanja padat karya untuk kegiatan produktif yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah; dan mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk perluasan sasaran. (cs/ddt)