Belanja Pemerintah Pusat Difokuskan untuk Penanganan Covid-19

Jakarta (17/04): Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa April 2020 menyampaikan realisasi belanja pemerintah pusat sampai Maret 2020 tumbuh sebesar 6,58% dari tahun sebelumnya dengan di dalamnya terdapat pertumbuhan realisasi yang signifikan pada belanja bantuan sosial.

 

“Kita telah membelanjakan untuk bantuan sosial sebesar 47,2 Triliun, ini kenaikannya hampir 27,6% dari APBN,” ujar Menkeu melalui video conferencedi Jakarta, Jumat, (17/04).

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa dengan adanya Covid-19 serta prioritas belanja yang lebih ditujukan kepada kesehatan, bantuan sosial dan pemulihan ekonomi, diperkirakan belanja modal akan mengalami perlambatan. Sampai dengan 31 Maret 2020, penyerapan APBN di bidang kesehatan dan bantuan sosial menjadi yang terbesar. 

Sebelumnya, dari sisi penerimaan, Menkeu memaparkan realisasi penerimaan pajak bulan Maret 2020 adalah sebesar Rp88,69 triliun, tumbuh 2,18% dibanding tahun sebelumnya. Namun, penerimaan pajak diperkirakan akan menghadapi tekanan berat pada bulan-bulan berikutnya karena diberlakukannya penerapan PSBB yang mengakibatkan pembatasan aktivitas ekonomi dan dikeluarkannya berbagai paket stimulus pajak. 

 

Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan fiskal di tahun 2020, dimana realisasi defisit APBN hingga Maret 2020 mencapai 0,44% Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam menghadapi kondisi ini, pemerintah akan menjalankan strategi pengelolaan pembiayaan utang secara hati hati.

 

“Jadi, ke depan kita akan melihat skenario berapa lama Covid-19 ini akan mempengaruhi mobilitas sosial dan ekonomi. Pemerintah akan sangat hati-hati dan terukur di dalam mengelola APBN dan betul-betul memperhatikan berbagai kemungkinan skenario tersebut,” kata Menkeu. (cs)