Postur APBN Harus Terus Kuat di Tengah Tumpukan Disrupsi

Jakarta (28/10/2022) - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) kembali menyelenggarakan Bincang APBN tahun ini. Rangkaian acara yang terdiri dari seminar utama, diskusi Key Opinion Leader, dan Kelas APBN ini mengupas tuntas secara mendalam bagaimana APBN 2023 yang telah disahkan oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mendorong pemulihan perekonomian Indonesia di tengah transisi menuju endemi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala BKF Febrio Kacaribu, serta sejumlah pembicara handal di bidangnya hadir langsung pada acara yang diselenggarakan luring ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan adanya disrupsi yang bertumpuk sehingga membuat postur APBN harus kuat.

“Sebelum pandemi, disrupsi hanya selalu digital saja kita ngomongnya. Sekarang, disrupsinya bertumpuk-tumpuk, digital masih tetap, ditambah pandemi, ditambah climate change, ditambah perang. Jadi ini yang menyebabkan dinamikanya menjadi sangat besar. APBN 2023 tetap harus ditetapkan dengan asumsi yang bahkan menghadapi kondisi yang very dynamic,” ujar Sri Mulyani.

Oleh karena itu, penting bagi APBN untuk memiliki postur yang dapat berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi dan distribusi pada kondisi yang terjadi saat ini. Salah satu yang dapat dirasakan masyarakat adalah dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 3 kuartal terakhir yang sangat optimistis. APBN dibentuk dengan sifat flexible dan agile sehingga mampu untuk menghadapi kondisi yang berubah-ubah. Selanjutnya, APBN juga dapat menjadi instrumen stablilisasi untuk menyelamatkan perekonomian rakyat Indonesia.

Kepala BKF Febrio Kacaribu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III akan sebesar 5,7%. Meningkatnya pertumbuhan ini dinilai lantaran pertumbuhan ekonomi Indoensia yang sudah sangat kuat.

“Kuartal III ini kita lihat peluang akan lebih kuat lagi dari kuartal II. Jadi angka terakhir dari kami itu 5,7 persen. Nanti kita lihat ini akan tercermin dari apa yang diumumkan BPS (Badan Pusat Statistik)," ujar Febrio.

Hal tersebut disepakati Sri Mulyani pada pidato kuncinya, “Jadi kalau melihat source of growth, sumber pertumbuhan ekonomi dari ekspor, dari konsumsi dan dari investasi, kami masih melihat adanya momentum kuartal ketiga itu masih cukup kuat. Apalagi, tahun lalu (kuartal III 2021) basisnya rendah, karena kena delta varian”.

Pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. Apabila gejolak terjadi, pemerintah pastikan APBN akan menjalankan fungsinya sebagai shock absorber yang kuat agar masyarakat terlindungi dan APBN tetap sehat. Oleh karena itu, pada 2023 pemerintah akan tetap waspada dan optimis.

Seminar Bincang APBN 2023 ini merupakan bagian dari sosialisasi APBN 2023 dan rangkaian Hari Oeang (HORI), yang mengangkat tema "Strategi Capai Ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko". Kegiatan ini berlangsung di Aula Lt. 2 Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Jakarta. Hadir sebagai narasumber yaitu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu, Kepala Badan Standard, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo, Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social, Economic, and Digital Ryan Kiryanto, serta Founder Enertec Mitra Solusi Mada Ayu Habsari. Pada sesi sebelumnya, berlangsung pula kelas APBN yang diikuti oleh beragam lapisan masyarakat, mahasiswa dan juga PNS Pemda DKI. Selain itu juga terselenggara diskusi dengan Key Opinion Leader yang terdiri dari berbagai profesi dan bidang keahlian. (fms)