Kolaborasi dengan Lembaga Penelitian Jadi Kunci Penyusunan Kebijakan yang Lebih Akurat

Jakarta, (29/8): Sebagai lembaga statistik di Negri Kangguru, Australian Bureau of Statistics (ABS) yang memiliki tugas seperti Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia, berperan penting dalam penyusunan kebijakan di negara tersebut. Khanh Vy Hoang, Director National Accounts Benchmarks, ABS, mengatakan, national data seperti pendapatan, kesehatan, pendidikan sangat vital bagi kementerian dan lembaga di Australia sebagai dasar membuat kebijakan yang tepat dan akurat.

Sama seperti lembaga statistik lain, dalam proses pengumpulan dan pengolahan data, ada beberapa tantangan yang dihadapi ABS dalam kegiatan tersebut, misalnya keterbatasan anggaran. Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Khanh, ABS melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga penelitian di sana. Oleh karena itu, ia sangat mendorong pentingnya kolaborasi bersama lembaga – lembaga yang memiliki kompetensi di bidang penelitian, agar statistik yang dihasilkan makin akurat dan pekerjaan yang dilakukan lebih efisien.

Sementara di Indonesia, tantangan yang dihadapi BPS dalam menjalankan tugasnya ialah pengintegrasian data karena cukup beragamnya data yang ada di Indonesia. “Salah satu tantangan kita itu mengintegrasikan data, karena data kita sangat beragam dan daerah di Indonesia cukup banyak”, ujar Setianto, Direktur Neraca Produksi, BPS.

Untuk melakukan kompilasi dan pengukuran data, menurut Setianto, dibutuhkan orang – orang yang kompeten pada bidang tersebut. Selain itu, kerjasama dengan kementerian dan lembaga yang membutuhkan hasil statistik dari BPS juga penting agar data yang dihasilkan lebih komprehensif, koheren, dan konsisten.

Seperti hari sebelumnya, di hari ke-2 pelaksanaan Researcher Day 2019, diadakan plenary session yang membahas isu terkait human capital. Hadir sebagai pembicara, Kepala Pusat Kebijakan APBN, BKF, Hidayat Amir; Steven Kenway, University of Queensland; dan Adiatma Siregar dari Universitas Padjajaran.

Selain itu juga diselenggarakan parallel session yang bertajuk ekonomi hijau, kebijakan optimalisasi pendapatan dan kesinambungan fiskal. Di akhir acara, diumumkan pula pemenang dari presentasi “3 Minute Thesis” dengan tema APBN. Ketiga pemenang tersebut; Agung Endika Satyadini (DJP Kemenkeu); Sofia Mahardianingtyas (BPKP); Tri Raharjo (BPS Maluku Utara). Sementara itu, pemenang “Call for Paper” Researcher Day 2019 yaitu; Widodo Ramadyanto dengan judul “Fiscal Risks on Government Supports for Geothermal Projects in Indonesia; Lilies Siti Badriah dan Ferry Hadiyanto berjudul “Performance Analysis of Labor Intensive Industry in Indonesia; serta Tri Bayu Sanjaya dengan tulisan berjudul “Economy-wide Impacts of Zero-rated VAT on Exports of Business Services in Indonesia. (is/sg)