BKF dan Unpar Berkolaborasi Dalam Seminar Akuntansi Internasional

Jakarta (28/01) – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menggelar seminar akuntansi internasional yang bertajuk Sustainability Accounting: A Future Look. Seminar ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan antara bisnis dan investor yang berkaitan dengan dampak keuangan berkelanjutan menggunakan Pendekatan Sustainability Accounting Standars Board (SASB).

“Kami sangat mengapresiasi Universitas Parahyangan yang berani mengangkat isu terkait keberlanjutan. Di BKF, Kementerian Keuangan, kami memiliki Pusat Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) sebagai unit yang menangani Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs). BKF berharap dalam waktu dekat dapat meningkatkan kolaborasi dengan universitas serta lembaga penelitian terkait isu ini,” ujar Adi Budiarso, Kepala PKPPIM, BKF dalam opening speech-nya.

Lebih lanjut, Adi menyampaikan bahwa seminar ini sejalan dengan implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang merupakan salah satu transformasi mendasar tentang cara masyarakat kita memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Oleh karena itu, dalam mendukung transformasi ini, pemerintah perlu mengembangkan kebijakan, rencana dan program untuk secara holistik menangani berbagai masalah mulai dari kemiskinan, kelaparan, kesehatan, ketimpangan, pendidikan dan pekerjaan yang layak, energi, air, infrastruktur, ekosistem serta konsumsi dan produksi berkelanjutan.

Seminar ini diselenggarakan selama dua hari berturut-turut yaitu di BKF, Jakarta pada hari Senin tanggal 27 Januari 2020 dan hari kedua dilanjutkan di Kampus Unpar, Bandung pada Selasa, 28 Januari 2019. Pada seminar hari pertama, diadakan diskusi panel mengenai Current and Future Issues of Sustainability Accounting, yang dihadiri oleh praktisi akuntansi dan pelaporan, perusahaan publik nasional dan multinasional baik dari Indonesia dan negara-negara luar negeri, investor serta akademisi.

Menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, Jeffrey W.Hales, Chairman of Sustainability Accounting Standards Board (SASB) yang pada sesi pertama membahas topik Sustainability Reporting In A Changing World. Menurut Mr. Hales, pasar modal memainkan peran penting dalam mencapai SDGs. “Modal dari sektor swasta akan sangat penting untuk mengubah ambisi global menjadi aksi global,” ujar Jeffrey.

Sedangkan sesi berikutnya, Adi Budiarso, Kepala PKPPIM, BKF, selaku moderator bersama enam narasumber: Edi Setijawan (Direktur Bidang Keuangan Berkelanjutan OJK); Latifah Hanum (Kepala Evaluasi dan Pengawasan Unit 1 Divisi Pencatatan - Non Group, BEI); Fang Eu-Lin (Partner and Sustainability & Climate Change Practice Leader, PwC); Rahajeng Pratiwi (International Finance Corporation); Agung Nugroho Soedibyo (Ketua The Indonesian Institute of Management Accountants); dan Isnaeni Achdiat (EY Advisory) membahas topik How To Fulfill The Stakeholders’ Need Information Through Sustainability Reporting.

Sementara itu, pada seminar hari kedua yang bertempat di Bandung, diadakan diskusi panel mengenai Sustainability Accounting: Principles and Reporting, yang dihadiri oleh perwakilan dari PKKPIM, akademisi dan mahasiswa. Harapannya seminar ini dapat memberikan beberapa wawasan tentang prinsip-prinsip dan praktik terbaik tentang akuntansi berkelanjutan. (cs/atn)