Di Tengah Pandemi, BKF Luncurkan Buku Pendanaan Pengendalian Perubahan Iklim secara Virtual

Jakarta (14/04):  Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP) menggelar peluncuran Buku Pendanaan Publik untuk Pengendalian Perubahan Iklim Indonesia Tahun 2016-2018 secara virtual. Peluncuran buku yang dipandu oleh Prita Laura ini menghadirkan Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu, Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) BKF Adi Budiarso, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Christophe Bahuet dan Analis Kebijakan Ahli Madya PKPPIM BKF Noor Syaifudin sebagai narasumber. 

Mengawali acara, Febrio menyampaikan bahwa setidaknya ada dua hikmah yang bisa dipetik dari kondisi saat ini. Yang pertama yaitu bahwa sebagai bangsa, kita perlu bersatu untuk bersama-sama berjuang mengalahkan Covid-19. Hikmah yang kedua yaitu pandemi ini telah memberikan waktu kepada bumi dan alam untuk beristirahat. 

“Hal ini menandakan bahwa isu lingkungan dan perubahan iklim sangat berdampak pada kehidupan kita,” ujar Febrio melalui Video Conferencedi Jakarta, Selasa, (14/04).

Febrio menjelaskan bahwa buku yangdiluncurkan BKF hari ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dan transparansi publik dalam pengendalian perubahan iklim. Buku ini membahas secara komprehensif perkembangan pembiayaan publik untuk perubahan iklim dan hasil analisis pendanaan anggaran perubahan iklim dari tahun 2016 hingga 2018. 

“Hasil penandaan anggaran perubahan iklim dalam periode ini juga telah digunakan oleh Pemerintah untuk mengembangkan instrumen pembiayaan inovatif dalam bentuk Sukuk Hijau (Green Sukuk),” tambah Febrio.

Sementara itu, Christophe menyampaikan bahwa buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemangku kebijakan di seluruh Indonesia dan masyarakat secara luas. Christophe juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin sangat baik antara UNDP Indonesia dan BKF.

“Meskipun tahun ini ada pandemik, kami akan bekerja sama untuk terus mengembangkan kerangka kerja fiskal dalam rangka pengendalian perubahan iklim,” kata Christophe.

Adi Budiarso, di akhir acara, mengatakan bahwa buku ini mencatat apa yang pemerintah sudah lakukan. Ke depannya, tantangannya akan sangat besar sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat. 

“Saya ingin, kita bersama-sama meningkatkan kapasitas dan komitmen untuk bisa merespons dengan lebih baik bagaimana kita membangun resiliensi terhadap perubahan iklim,” ujar Adi.

Acara peluncuran buku ini disaksikan oleh kurang lebih 400 viewersyang diantaranya merupakan perwakilan dari berbagai kementerian, pemerintah daerah, lembaga pemerintah lainnya, universitas, BUMN, swasta, NGO, dan mitra pembangunan. (cs)

 

Buku dapat diunduh melalui tautan berikut:
s.id/pcf2020