Pemerintah: Kesehatan Masyarakat Pulih, Ekonomi Indonesia Bangkit

Jakarta (07/10) – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu kembali hadir di tengah publik secara virtual untuk mengedukasi terkait kondisi perekonomian terkini. Kali ini bersama dengan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan di acara Dialog Produktif ‘Semangat Selasa’ dengan tema ‘Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi’. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo ini menyoroti bagaimana ekonomi dapat bangkit kembali melalui pulihnya kesehatan masyarakat Indonesia di tengah pandemi COVID-19. 

Pandemi COVID-19 yang masih terus meningkat secara global mengakibatkan tingkat kematian mencapai milestone baru. Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 masih terus meningkat dan terus memberikan risiko pada perekonomian. Akibatnya, pandemi ini menghasilkan salah satu kontraksi ekonomi global yang terburuk dalam sejarah.

“Kita mesti akui bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke-2 merupakan yang terburuk. Masuk kuartal ke-3 dengan adanya berbagi stimulus perlahan membaik. Dan harapannya kuartal ke-4 pertumbuhan ekonomi kita bisa semakin baik lagi,” ujar Febrio.

Pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut menjadi salah satu rule of thumb kondisi resesi. Namun, resesi merupakan fonomena wajar dan sering terjadi dalam siklus bisnis perekonomian. Bank Dunia bahkan memproyeksikan 92,9% negara di dunia akan mengalami resesi di tahun 2020 akibat pandemi. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2020 mencapai -1,7% hingga -0,6%.

“Dalam penanggulangan COVID-19, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah dirumuskan pemerintah sejak awal pandemi masuk ke Indonesia. Realisasi PEN kini sudah menunjukan akselerasi signifikan yang kini telah mencapai 45,4% dari pagu,” lanjut Febrio.

Akselerasi realisasi PEN ini didukung oleh percepatan belanja penanganan COVID-19, percepatan program PEN lainnya (seperti DAK Fisik, DIDI Pemulihan, dan program Pra Kerja), serta adanya program-program baru yang langsung segera direalisasikan (seperti Bantuan Produktif UMKM dan Subsidi Gaji/Upah).

“Beralih pada proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021, Indonesia akan mulai pulih kembali pada kisaran 5%. Proyeksi ini akan tercapai jika pengendalian COVID-19 di Indonesia bisa berjalan semakin baik. Ditambah dengan ketersediaan vaksin di tahun 2021. Gerakan 3M: Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak terlihat sepele namun jika masyarakat Indonesia bisa benar-benar disiplin, dampak yang timbul akan sangat baik,” ungkap Febrio.

Pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi struktural menjadi fokus kebijakan fiskal dan APBN 2021. Kebijakan strategis APBN 201 mendukung akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju. Pada APBN 2021, sektor pendidikan mendapat anggaran Rp550 triliun; sektor kesehatan sebesar Rp169,7 triliun; perlindungan sosial sebesar Rp421,7 triliun; infrastruktur sebesar Rp413,8 triliun; ketahanan pangan sebesar Rp104,2 triliun; sektor pariwisata sebersar Rp15,7 triliyn dan bidang ICT sebesar Rp29,6 triliun. (fms)