Pemerintah Semakin Fokus Kembangkan UMKM di Ranah Sektor Keuangan

Jakarta (2/3) – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu memberikan pidato kunci pada acara sampingan G20: Workshop ‘Produk dan Jasa Keuangan di Luar Kredit untuk UMKM’. Workshop virtual ini diselenggarakan sebagai langkah awal untuk mengumumkan dan mendiskusikan database GPFI guna memperkenalkan produk dan layanan keuangan di luar kredit untuk pemberdayaan UMKM. Workshop ini diselenggarakan atas kerja sama Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) dan SME Finance Forum.

Di tengah pandemi COVID-19. Sebagian besar negara maju dan berkembang menunjukkan rebound yang signifikan pada kuartal dua 2021. Namun, meningkatnya inflasi global, terutama karena gangguan sisi penawaran dan kenaikan harga energi, merupakan tantangan lain yang dihadapi bersama.

“Pandemi COVID-19 telah memperlebar ketimpangan ekonomi kita, terutama bagi kelompok yang paling rentan dan kurang terlayani termasuk UMKM. Seperti yang kita semua sadari, UMKM memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, investasi, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap 97% lapangan kerja, lebih banyak lagi dari 60% PDB, dan lebih dari 60% investasi,” ujar Febrio.

Namun di sisi lain, perkembangan UMKM masih menghadapi banyak tantangan, termasuk di antaranya akses terhadap sektor keuangan. Di Indonesia, misalnya, porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan relatif stagnan di kisaran 18% sejak 2014, jauh di bawah beberapa negara peer (30-80%). Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kebijakan peningkatan akses pembiayaan untuk pemberdayaan UMKM.

“Sangat penting untuk meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan dalam rangka pemberdayaan UMKM. Tidak hanya melalui produk kredit, kita juga perlu menjajaki produk dan layanan keuangan yang inovatif di luar kredit. Saya sangat yakin bahwa digitalisasi telah mendesain ulang dan membentuk kembali banyak aspek ekonomi. Untuk UMKM, termasuk mengubah model bisnis, membantu bisnis bertahan dalam pandemi dan seterusnya, dan meningkatkan akses ke sektor keuangan,” lanjut Febrio.

Lebih lanjut Febrio menjelaskan bahwa pengembangan fintech dalam pembayaran digital, pembiayaan berbasis sosial/masyarakat, crowdfunding sekuritas, asuransi dan produk manajemen risiko dapat menjadi alternatif sumber pembiayaan UMKM.

Sebagai wujud dari Presidensi G20 Indonesia, bersama GPFI dan SME Finance Forum akan membangun platform database GPFI berbasis web untuk menyimpan praktik-praktik baik dari produk dan layanan keuangan yang inovatif. Dan workshop ini dirancang sebagai bagian dari membangun platform database GPFI berbasis web.

“Kami juga menegaskan kembali komitmen untuk mengedepankan agenda inklusi keuangan melalui kemitraan dengan GPFI dalam mengembangkan kerangka inklusi keuangan dalam memanfaatkan manfaat digitalisasi. Ini akan membahas kelompok yang paling rentan seperti penerima manfaat sosial dan rumah tangga yang terkena dampak COVID-19 dan UMKM, khususnya wanita dan pemuda,” tutup Febrio. (fms)