Ini Kondisi Terkini Sektor Manufaktur dan Inflasi Indonesia

Jakarta (2/2/2023) - Sektor manufaktur Indonesia ekspansif selama tujuh belas bulan berturut-turut. Indeks PMI Manufaktur pada Januari 2023 naik menjadi 51,3 dari sebelumnya 50,9 pada bulan Desember 2022. 

“Sektor manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi menunjukkan daya tahan perekonomian Indonesia di tengah gejolak global dan perlambatan manufaktur yang terjadi di berbagai negara,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu. 

Lebih lanjut, Febrio menyampaikan bahwa output dan permintaan baru di Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat dalam tiga bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh permintaan dalam negeri yang tetap kuat. Meskipun permintaan dari sisi ekspor masih tertahan, peningkatan permintaan domestik mampu mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas pembelian barang input. 

“Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha di awal tahun 2023 ini meningkat dibandingkan akhir tahun lalu,” ujar Febrio. 

Hal tersebut tercermin dari peningkatan stok barang input. Selain itu, harga barang input mengalami penurunan walaupun disrupsi pasokan masih terjadi. Meskipun demikian, para produsen tetap mengantisipasi kondisi ketidakpastian ekonomi dunia dan cuaca ekstrim yang dianggap berpotensi menghambat laju distribusi.

Di sisi lain, kondisi inflasi Indonesia pada Januari 2023 menunjukkan angka sebesar 5,28% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 5,51% (yoy). Pemerintah terus mengantisipasi pergerakan harga komoditas energi dan ketersediaan pasokan BBM untuk memastikan fungsi stabilisasi APBN, yaitu sebagai shock absorber di tengah kondisi global yang masih bergejolak. Pemerintah juga senantiasa berupaya menjaga inflasi melalui berbagai kebijakan, seperti stabilisasi harga pangan, penguatan pasokan dan cadangan domestik, antisipasi gejolak harga akibat risiko gangguan cuaca, dan persiapan menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). 

“Sinergi dan bauran kebijakan di tingkat pusat dan daerah terus dilakukan bersama Bank Indonesia untuk menjaga agar sasaran inflasi kembali pada sasaran yang ditetapkan Pemerintah,” tutup Febrio. (cs)