Jalur Keuangan Keketuaan Indonesia ASEAN 2023 Resmi Dimulai!

Bali (6/2/2023) - Setelah Presidensi G20 Indonesia berakhir pada tahun 2022 lalu, kepercayaan global terhadap Indonesia kembali berlanjut. Tahun ini Indonesia dipercaya memegang Keketuaan pada ASEAN (ASEAN Chairmanship) dan ASEAN+3 (ASEAN serta Tiongkok, Jepang, Korea Selatan) Co-Chairmanship bersama Jepang. Mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia masih melanjutkan tema besar Presidensi G20 Indonesia 2022 “Recover Together, Recover Stronger”. Dengan keketuaan ini, harapannya Indonesia dapat mendorong ASEAN untuk berperan aktif menawarkan ide dan solusi untuk memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Rangkaian Keketuaan ASEAN di jalur keuangan resmi dimulai dengan diselenggarakannya Pertemuan ASEAN+3 Task Force (TF) yang telah dilaksanakan 2-3 Februari 2023 lalu di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini dilakukan secara luring dengan mempertimbangkan perkembangan pandemi COVID-19 yang cukup baik dan terkendali.

Sesi pertama pertemuan TF membahas terkait sudut pandang serta usulan co-chairs (Indonesia dan Jepang) bersama dengan AMRO (ASEAN+3 Macroeconomic Research Office) untuk pengembangan arsitektur jaring pengaman stabilitas keuangan di kawasan secara komprehensif. Lebih jauh, sesi ini juga mendiskusikan bagaimana membuka peluang pembentukan fasilitas-fasilitas baru sesuai dengan perkembangan dan dinamika tantangan ekonomi global dan kawasan kedepannya.

Selanjutnya, sesi kedua membahas mengenai penguatan mekanisme Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang merupakan salah satu fasilitas pengaman stabilitas keuangan dan dibangun melalui perjanjian kerja sama antara negara anggota ASEAN+3. Diskusi pada sesi ini mendiskusikan rencana pengembangan CMIM dan isu-isu penguatan operasionalnya. Di sisi lain, sesi ini juga membahas terkait pembiayaan likuiditas jangka pendek yang ditawarkan oleh CMIM yang diharapkan dapat selalu siap untuk menjawab kebutuhan anggota melalui mekanisme akses yang lebih baik.

Sesi ketiga membahas ASEAN+3 Future Iniatiative. Sesi ini membahas berbagai sudut pandang untuk dapat memperluas serta memperkuat inisiatif kerja sama ASEAN+3 yang akan dikembangkan oleh forum kerja sama keuangan yang dikelola bersama oleh Kementerian Keuangan dan Bank Sentral ASEAN+3. Sejak tahun lalu, Jepang telah mengusulkan agenda Financial DIgitalization yang membahas mengenai tantangan dan peluang penerapan digitalisasi keuangan untuk memperkuat pemahaman bersama terkait kerangka stabilitas kawasan. Sesi ini juga turut mendiskusikan eksplorasi 

inisiatif-inisiatif baru ASEAN+3 yang telah dibahas selama beberapa tahun terakhir melalui pembentukan Working Group (WG).

Pada kesempatan tersebut, WG 1 dipimpin Singapura menyampaikan hasil studi ADB terkait Solusi Pembiayaan Infrastruktur ASEAN+3 Pasca COVID-19. Sedangkan WG 2 dipimpin oleh Tiongkok yang membahas tentang pengembangan instrumen struktural makro. Selanjutnya WG 3 dipimpin oleh Jepang yang membahas inisiatif penguatan ketahanan finansial terhadap iklim dan bencana alam (Disaster Risk Financing/DRF). Terakhir, WG 4 yang dipimpin oleh Korea Selatan membahas terkait peningkatan koordinasi kebijakan untuk kemajuan teknologi (Fintech).

Pada sesi keempat, TF membahas agenda tematik yakni usulan dari Indonesia agar ASEAN+3 membahas dan mendalami pengembangan database household debt dan sustainable finance. Untuk kedua agenda tersebut, Kementerian Keuangan bersama AMRO akan mengembangkan rencana kerja serta kajian bersama untuk menjadi pembahasan bersama negara anggota ASEAN+3 dalam rangka memperkuat kerangka surveillance AMRO serta pengembangan inisiatif baru di kawasan terkait keuangan berkelanjutan yang sangat relevan dengan perkembangan agenda yang masih terus menjadi sorotan global hingga saat ini.

Di hari selanjutnya, pertemuan TF terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama secara khusus menjadi pertemuan AMRO Working Committee yang membahas penguatan organisasi dan tata kelola AMRO berdasarkan rencana kerja yang telah disusun oleh AMRO. Dan pada sesi selanjutnya, Indonesia dan AMRO mengusulkan rencana penguatan tata kelola AMRO untuk mendukung penguatan kapasitas dan peran AMRO.

Negara-negara ASEAN+3 masih harus terus mewaspadai risiko pelemahan ekonomi global yang telah diperkirakan oleh lembaga internasional dan berbagai forum global. Untuk mengatasi tantangan pelemahan ekonomi ini, ASEAN+3 terus melakukan upaya-upaya penguatan ekonomi kawasan serta memanfaatkan kerja sama ekonomi dan keuangan internasional. (KLI/fms)