Perkuat Kerjasama yang Kesinambungan, Pemerintah dan ADB Semakin Solid

Jakarta, (25/07/2023) – Pemerintah Indonesia lanjutkan kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk terus menjalankan komitmen dalam mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan serta hijau untuk pulih dari dampak pandemi COVID-19, serta menghadapai berbagai tantangan global kini dan nanti, Kesinambungan kerja sama ini ditandai dari penyelenggaran High Level Policy Dialog Indonesia-ADB di Aula Mezanine, Gedung Djunda I, Kementerian Keuangan (25/07).

“Indonesia berada di posisi terdepan, khususnya dalam kinerja ekonomi paska pandemi, karena kita berhasil menangani pandemi secara efektif, lebih baik dari banyak negara. Indonesia berhasil menorehkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% selama enam kuartal berturut-turut. Selain itu, Indonesia mampu pulih lebih cepat di tahun 2021 di tengah berbagai tantangan yang masih ada, termasuk pandemi,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu dalam pidato sambutan.

HLPD Indonesia-ADB sendiri merupakan forum diskusi tahunan antara Indonesia yang diwakili oleh Kemenkeu dengan ADB yang telah dilaksanakan sejak tahun 2020 melalui diskusi strategis terkait tujuan dan trajektori pembangunan prioritas Indonesia bersama ADB. HLPD 2023 ini juga menjadi platform kedua lembaga untuk memberikan masukan berharga dalam perumusan Strategi Kemitraan Negara (Country Partnership Strategy) 2025-2029 mendatang yang dapat membantu Indonesia mencapai transformasi ekonomi struktural jangka panjang dan berkelanjutan.

Dalam diskusi ini, kedua lembaga juga menentukan panduan terkait perluasan area kerja sama dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang selaras dengan tujuan dan aspirasi iklim ADB. “ADB mengapresiasi upaya Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini, seperti respons terhadap pandemi, berbagai reformasi untuk mencapai transformasi ekonomi, serta reformasi dalam menangani perubahan iklim, transisi energi, dan pertumbuhan hijau,” ujar Ahmed M. Saeed, Wakil Presiden ADB.

Terkait tantangan perubahan iklim Febrio menekankan, “Kita tidak bisa hanya fokus dalam menyelesaikan tantangan perubahan iklim ini, namun kita harus jadi yang terdepan terlepas dari tantangan lain yang ada saat ini. Inilah semangat yang terus kita upayakan. Inilah mengapa Indonesia nampak terkesan ‘terlalu berani’ dalam hal climate change. Di saat yang lain banyak berbicara tentang net zero dan National Determined Contribution (NDC) secara retorikal, kita lebih berupaya untuk fokus pada detil-detil yang akan membawa kita kepada hasil nyata. Dari perspektif inilah kita bekerja sama dengan ADB sejak akhir 2021 saat COP di Glasgow terkait Climate Investment Fund yang kemudian menjadi salah satu milestone besar Indonesia”.

Sesi dialog tingkat tinggi ini terbagi dalam dua tema diskusi. Sesi pertama membahas tantangan paska pandemi: pemulihan ekonomi dan komitmen net zero. Sedangkan sesi kedua mengulas tentang kebijakan pertumbuhan berkelanjutan. Pada kedua sesi diskusi tersebut, turut hadir beberapa ahli yang memberikan masukan terkait dengan tantangan serta strategi penanganan iklim di Indonesia. Salah satunya Profesor Iwan Jaya Aziz (Cornell University) berkesempatan membagikan pandangannya mengenai tantangan pembangunan yang dihadapi Indonesia, dengan penekanan pada kesenjangan kualitas institusi antar daerah, hambatan institusi terkait pengembangan sumber daya manusia, serta institusi dan social capital usaha mikro, kecil, dan menengah. (fms)