Indonesia Tegaskan Komitmennya Terhadap Percepatan Transisi Energi

Jakarta, (23/08/2023) - Penggunaan energi hijau saat ini tidak hanya menjadi sorotan, namun juga menjadi urgensi yang mendesak bagi negara-negara di dunia, begitu pula di Kawasan ASEAN yang saat ini tengah berkembang dengan sangat pesat. Dalam Seminar Energy Transition Mechanism (ETM): ASEAN Country Update yang berlangsung di Hotel Mulia, Jaka pada 23 Agustus 2023, Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk melakukan percepatan transisi energi untuk demi mencapai net zero emission  pada tahun 2060 nanti. Seminar ini merupakan rangkaian side event dalam agenda 2nd ASEAN Finance Minister and Bank Central Governors Meeting yang berlangsung pada 22-25 Agustus 2023.

Kepala BKF, Febrio Kacaribu, dalam opening remark-nya, menyampaikan bahwa Indonesia telah mengubah anggarannya menjadi lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan dana publik untuk mendukung proyek-proyek terkait perubahan iklim. 

Febrio juga menjelaskan, selama kepemimpinan Indonesia di ASEAN terdapat komitmen yang kuat untuk menjadikan program transisi energi sebagai prioritas utama ASEAN.

“Pada masa keketuaan ASEAN Indonesia di tahun 2023 ini, ada tekad yang kuat untuk mengangkat Energy Transition Mechanism (ETM) menjadi salah satu prioritas utama ASEAN. Penujukan ETM menjadi prioritas ini adalah agar semua negara ASEAN secara kolaboratif memulai transisi energi yang adil dan terjangkau. Tujuan akhirnya adalah untuk secara bertahap tercapai ekonomi yang rendah karbon, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi, serta membuka kesempatan lapangan pekerjaan bagi mereka yang terkena dampak.”

Seminar ini dibagi menjadi tiga sesi. Dalam sesi pertama, tema yang diangkat adalah “Introduction and Roundtable of Energy Transition Mechanism in Indonesia”. Beberapa narasumber yang hadir antara lain Parjiono, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Sinthya Roesly, Direktur Keuangan PLN, Qatro Romandhi dari Kementerian ESDM, dan Paul Butarbutar, Deputy Head of JETP Secretariat Indonesia, serta Rachmat Kaimudin dari Kemenko Kemaritiman selaku moderator.

Dalam sesi ini, diceritakan gambaran secara umum kerangka transisi energi di Indonesia. Selain itu juga dibahas mengenai kondisi transisi energi di Indonesia beserta skema pembiayaan yang telah direncanakan.

Dalam sesi kedua, tema yang diangkat adalah “Country Update on Energy Transition Mechanism”. Hadir sebagai narasumber dalam sesi ini adalah Presiden Direktur PT. SMI, Edwin Syahruzad, Principal Energy Specialist ADB, David Elzinga, serta perwakilan dari Departement of Energy Philippines, Michael O. Sinocruz, dan dimoderatori oleh Noor Sayifudin dari BKF-Kementerian Keuangan.

Pada sesi kedua ini, pembahasan difokuskan pada perkembangan terkini mengenai transisi energi di tingkat negara, terutama di Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Indonesia, misalnya, telah menunjukkan komitmennya melalui peluncuran ETM Country Platform dan berbagai inisiatif lainnya. Keterlibatan Indonesia dalam penghentian dini dua proyek percontohan CFPP dan pelaksanaan Penilaian Lingkungan dan Sosial Strategis (SESA) menunjukkan keseriusan dalam menjalankan transisi energi. 

Sesi ketiga yang merukapakan sesi terakhir mengangkat tema “ Road to Just and Affordable Transition”. Narasumber yang hadir dalam sesi ketiga ini antara lain Meutia Chaerani, Senior Climate Finance Specialist ADB, Joko tri Haryanto, Direktur BPDLH, Henriette Faergemann, Environment, Climate Action, and Digital Counsellor, EU Delegation to Indonesia and Brunei Darussalam, serta moderator Pande Putu Oka Kusumawardani, Kepala Pusat Kebijanan Pendapatan Negara, Kementerian Keuangan.

Pada sesi ketiga, diskusi difokuskan pada penetapan harga karbon dan instrumen pasar karbon, seperti pajak karbon, sistem perdagangan emisi, kredit, dan pendapatan karbon. Taksonomi Hijau di Indonesia menjadi sorotan, khususnya peluncuran Taksonomi ASEAN untuk Keuangan Berkelanjutan versi 2 (ATSF v2). Selain itu, peran strategis dari Transisi yang Adil dan Kajian Lingkungan Hidup dan Sosial Strategis (SESA) dalam implementasi Mekanisme Transisi Energi menjadi titik fokus utama.

Seminar ditutup closing remark yang disampaikan oleh Parjiono, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional. Parjiono kembali menekankan pentingnya kolaborasi antar negara Kawasan untuk dapat mempercepat terwujudnya zero emission.  (aa)