Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Kokoh di Tengah Tantangan Global

Jakarta, 08/11/2023 – Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai masih terjaga di tengah gejolak ekonomi global yang semakin meningkat. Pada kuartal ketiga tahun 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,94% dibanding tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan ini lebih lambat dibanding periode sebelumnya, Indonesia masih mampu mempertahankan performa ekonomi yang relatif kuat. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyampaikan "Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah tantangan global. Hal ini menunjukkan APBN telah menjalankan fungsinya sebagai stabilisator dan shock absorber untuk melindungi masyarakat dengan baik. Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi."

Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat memegang peran utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan sebesar 5,1% (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2023. Kinerja positif ini didukung oleh daya beli masyarakat yang stabil berkat tingkat inflasi yang terkendali. APBN juga berperan penting dalam melindungi masyarakat melalui bantuan pangan bagi golongan berpenghasilan rendah dan perbaikan distribusi pasokan pangan. Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah pusat dan daerah terus memperkuat koordinasi, seperti Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Konsumsi pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong aktivitas ekonomi dan peningkatan layanan publik. Namun, pada kuartal ketiga tahun 2023, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,8% dibanding tahun sebelumnya. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah pergeseran pembayaran gaji ke-13 yang dilakukan pada kuartal sebelumnya. Meskipun begitu, konsumsi pemerintah yang sudah terjadi diharapkan memiliki multiplier effect yang lebih tinggi terhadap ekonomi, mendukung kelangsungan transformasi ekonomi.

Kinerja investasi dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menunjukkan hasil yang mengesankan. Pertumbuhan PMTB mencapai 5,8% dibanding tahun sebelumnya pada kuartal ketiga tahun 2023. Ekspansi aktivitas konstruksi mendorong kinerja PMTB bangunan yang tumbuh mencapai 6,3% (yoy) sejalan dengan penjualan semen domestik yang tumbuh sebesar 8,4%. Di periode yang sama, pertumbuhan belanja modal Pemerintah yang mencapai 32,4% (yoy) turut mendorong pertumbuhan barang modal bangunan. Kemajuan konektivitas dan stabilitas ekonomi dalam negeri menjaga keyakinan pelaku usaha untuk berinvestasi. Di sisi lain, kinerja pertumbuhan nonbangunan terjadi pada investasi kendaraan yang tumbuh mencapai 21,3% (yoy).

Sementara itu, ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi sebesar 4,3% (yoy) yang diakibatkan oleh pelemahan permintaan global. Penurunan kinerja ekspor ini juga terjadi di berbagai negara karena melemahnya aktivitas ekonomi dunia. Meskipun demikian, volume ekspor produk hilirisasi seperti besi baja dan nikel tetap tumbuh kuat, mendukung daya saing ekspor Indonesia. Di sisi lain, impor juga terkontraksi sebesar 6,2% (yoy), disebabkan oleh penurunan impor bahan baku dan penolong.

Dari sisi produksi, kinerja sektor-sektor unggulan tumbuh positif, termasuk sektor primer. Sektor pertanian tumbuh relatif moderat sebesar 1,5% (yoy), salah satunya disebabkan oleh perubahan cuaca. Sementara, sektor pertambangan tumbuh kuat sebesar 7,0% (yoy) didorong oleh subsektor pertambangan bijih logam yang tumbuh 17,8% (yoy) berkat permintaan domestik untuk kebutuhan industri logam dasar, terutama olahan nikel.

Sektor manufaktur dan perdagangan tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi. Sektor manufaktur tumbuh 5,2%, didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan tingginya permintaan atas komoditas hilirisasi khususnya mineral. Sementara, sisi perdagangan juga mampu tumbuh kuat sebesar 5,1% didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan suku cadang. 

Sektor penunjang pariwisata juga melanjutkan tren pertumbuhan kuat pada kuartal ketiga tahun 2023, dengan sektor transportasi tumbuh sebesar 14,7% (yoy). Demikian pula, sektor akomodasi tumbuh 10,9%, didorong oleh pertumbuhan sub-sektor akomodasi sebesar 13,7%. Arus pariwisata mancanegara terus masuk kuat ke dalam negeri dengan rata-rata kunjungan turis yang mencapai 1,1 juta per bulan, penyelenggaraan gelaran baik level nasional maupun internasional juga mendorong daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata. 

Pertumbuhan ekonomi yang stabil juga berdampak positif pada ketenagakerjaan Indonesia. Tingkat pengangguran terus menurun hingga mencapai 5,32% pada Agustus 2023, sementara lapangan kerja bertambah sebanyak 4,55 juta orang dalam kurun waktu Agustus 2022-Agustus 2023. Selain itu, porsi tenaga kerja formal dan tingkat partisipasi angkatan kerja terus meningkat yang menandakan adanya perbaikan peningkatan kesempatan kerja bagi perempuan.

Dari segi sektoral, lapangan kerja tercipta hampir diseluruh sektor, terutama lapangan usaha pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Di samping itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan berlanjut, sehingga pemerintah telah mengambil berbagai langkah kebijakan untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi, termasuk program bantuan sosial, percepatan penyaluran program KUR, dan penguatan sektor perumahan.

Semua faktor ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tetap kuat dan berkelanjutan, meskipun menghadapi tantangan dari situasi ekonomi global yang melambat. (ve/aew)